Jumlah kasus COVID-19 di dunia masih melonjak. Namun, banyak negara tengah berlomba mengembangkan vaksin COVID-19, beberapa di antaranya bahkan rencananya siap diberikan beberapa bulan ke depan.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan seluruh negara ikut dalam solidaritas global terkait vaksin COVID-19. Artinya, berbagi vaksin COVID-19 pada beberapa negara miskin yang memang kesulitan mendapat akses vaksin.
"Wajar jika negara ingin melindungi warganya sendiri terlebih dahulu, tetapi jika dan ketika kami memiliki vaksin yang efektif, kami juga harus menggunakannya secara efektif," jelas Tedros, dikutip dari Channel News Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan memvaksinasi beberapa orang di semua negara daripada semua orang di beberapa negara," tegasnya.
Pemberian vaksin COVID-19 yang membuat pandemi semakin lama
Tedros menilai, pemberian vaksin COVID-19 pada beberapa negara saja, tak akan membuat pandemi lantas berakhir, malah memperpanjang waktu pandemi. Mengapa begitu?
"Biar saya perjelas: nasionalisme vaksin akan memperpanjang pandemi, bukan memperpendeknya," kata dia.
Lonjakan kasus COVID-19 kembali terjadi
WHO pada hari Minggu melaporkan rekor infeksi baru di hari ketiga berturut-turut di seluruh dunia. Tedros menegaskan negara-negara untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah penyebaran COVID-19.
WHO mencatat 465.319 kasus pada hari Sabtu saja. Setengah dari kasus COVID-19 tersebut berada di Eropa.
"Ini adalah momen berbahaya bagi banyak negara di belahan bumi utara karena kasus melonjak," kata Tedros.
(naf/up)











































