Kemajuan teknologi memungkinkan vaksin dibuat dalam waktu cepat. Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika menegaskan pembuatan vaksin secara kilat harus tetap mengedepankan keamanannya, serta mesti lebih berdaya guna bagi kesehatan masyarakat.
"Dulu, biasanya vaksin didapat dengan mengembangkan agen atau bibit virus yang murni setelah itu diperbanyak dan disiapkan menjadi vaksin. Sekarang, dimungkinkan untuk dilakukan dengan sangat cepat, tidak perlu agen penyakit, tidak perlu virus lagi, karena dapat dibuat sintetis. Jadi dapat dibuat sangat cepat. Zaman dulu perlu waktu yang lama untuk menemukan bibitnya saja," ulas Prof Mahardika dalam keterangan tertulis, Selasa (3/11/2020).
Ia menjelaskan vaksin telah terbukti dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit zoonosis, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Contohnya yaitu vaksin rabies dan flu burung. Prof Mahardika menerangkan vaksin untuk penyakit rabies diberikan pada hewan dan manusia, sedangkan vaksin flu burung diberikan ke hewan saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Vaksinasi dan Imunisasi, Beda atau Sama? |
"Contoh paling klasik adalah penyakit rabies. Vaksin rabies diberikan pada hewan dan juga pada manusia. Kalau pada hewan vaksin diberikan sebelum terkena rabies, sedangkan pada manusia vaksin diberikan kepada orang yang berisiko kena rabies atau kita sebut pre-exposure. Dan vaksin juga diberikan kepada mereka yang dalam kondisi post-exposure karena digigit oleh hewan yang sudah terjangkit rabies," papar Prof Mahardika.
"Penyakit rabies dan flu burung menunjukkan bahwa vaksin merupakan cara terbaik untuk penanggulangan dan mengatasi wabah satu penyakit," imbuhnya.
Anggota tim pengembangan vaksin Merah Putih ini ini menekankan walaupun proses penemuan vaksin harus dilakukan dengan cepat, keamanan vaksin harus menjadi pertimbangan utama sebelum diedarkan ke masyarakat.
"Selain juga jaminan akses vaksin yang murah, dan equitable untuk seluruh masyarakat. Proses regulasi harus cepat dan soal keamanan vaksin tidak ada kompromi sama sekali. Vaksin benar-benar harus aman sebelum digunakan," tegas Prof Mahardika.
Ia mengatakan vaksin yang nantinya dibuat harus berdaya guna bagi masyarakat luas. di samping itu, vaksin wajib terbebas cemaran bakteri atau jamur, serta isi vaksin harus baku.
(akn/up)











































