Tak Semua Dapat Vaksin COVID-19 Gratis, Harga Rp 50 Ribu Paling Diminati

Tak Semua Dapat Vaksin COVID-19 Gratis, Harga Rp 50 Ribu Paling Diminati

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 18 Nov 2020 06:15 WIB
Tak Semua Dapat Vaksin COVID-19 Gratis, Harga Rp 50 Ribu Paling Diminati
Vaksin COVID-19 (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Survei Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengungkap dua pertiga responden bersedia menerima vaksin COVID-19. Sayangnya, tidak semua bisa mendapatkannya secara gratis.

Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dalam rapat kerja dengan DPR RI menyebut ada 107 juta orang di Indonesia yang akan mendapat vaksin COVID-19. Dari jumlah tersebut, yang mendapat vaksin gratis melalui skema program hanya 32 juta.

Menurut survei Kemenkes-ITAGI, 35 persen responden bersedia membayar untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Kelompok ini tentunya didominasi oleh responden dengan penghasilan kelas atas, sebanyak 74 persen dan hanya 22 persen dari kelompok miskin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal harga, survei menunjukkan kesediaan untuk membayar dengan harga sebagai berikut:

  • Rp 50.000 (31 persen)
  • Rp 50.000 - Rp 100.000 (28 persen)
  • Rp 100.000 - Rp 150.000 (14 persen)
  • Rp 150.000 - Rp 200.000 (10 persen)
  • Rp 250.000 - Rp 300.000 (6 persen)
  • Rp 400.000 - Rp 500.000 (4 persen)
  • Di atas Rp 500.000 (4 persen)

Ketua ITAGI Prof Dr Sri Rezeki S Hadinegoro, SpA (K) mengatakan, penerimaan vaksin COVID-19 umumnya didasari keinginan untuk segera mengakhiri pandemi.

ADVERTISEMENT

"Masyarakat jelas bersedia divaksinasi untuk memutus rantai penularan namun pemerintah harus memastikan agar jumlah vaksin COVID-19 cukup dan aksesnya merata agar cakupan imunisasi yang tinggi dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok," katanya.




(up/up)
Maju-mundur Vaksin Corona
14 Konten
Rencana penyuntikan vaksin COVID-19 di Indonesia terancam mundur. Semula direncanakan November atau akhir tahun ini, belakangan BPOM RI memastikan emergency use authorisation (EUA) baru bisa dikeluarkan setelah pertengahan Januari.

Berita Terkait