Ada 17 Perubahan di Jenis Baru Corona, Khawatir Bikin Tak Kebal Pasca Sembuh

Ada 17 Perubahan di Jenis Baru Corona, Khawatir Bikin Tak Kebal Pasca Sembuh

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 17 Des 2020 14:00 WIB
Ada 17 Perubahan di Jenis Baru Corona, Khawatir Bikin Tak Kebal Pasca Sembuh
Ada 17 perubahan di jenis baru Corona. (Foto: BBC World)
Jakarta -

Jenis baru virus Corona yang baru-baru ini ditemukan di Inggris memiliki perubahan begitu banyak. Para ilmuwan menyebut perubahan dalam mutasi Corona tersebut berada pada bagian terpenting yaitu di spike protein.

Anggota COVID-19 Genomics UK Consortium (COG-UK) Inggris, yang menyelidiki strain atau jenis Corona yang berevolusi, mengatakan bahwa mereka telah menemukan 17 perubahan, yang mereka gambarkan sangat 'banyak'.

"Banyak perubahan terjadi pada spike protein virus Corona, yang digunakannya untuk menempel pada sel manusia dan menyebabkan penyakit," kata anggota tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perubahan pada spike protein ini signifikan karena sebagian besar vaksin COVID-19 yang dikembangkan termasuk vaksin Corona Pfizer-BioNTech, bekerja dengan menargetkan protein ini.

"Perubahan ini dikhawatirkan juga dapat menghentikan orang menjadi kebal jika sebelumnya telah terinfeksi jenis yang berbeda," jelas ilmuwan.

ADVERTISEMENT

Tetapi para ilmuwan, termasuk kepala petugas medis Inggris Chris Whitty, mengatakan saat ini tidak ada bukti mutasi yang muncul di Wales, Skotlandia, Denmark dan Australia bisa berdampak pada vaksin Corona.

"Sebenarnya ada 17 perubahan yang akan mempengaruhi struktur protein dalam beberapa cara yang membedakan varian ini dari jenis nenek moyang yang sama. Varian lain yang banyak beredar," jelas Profesor Nick Loman, dari Institute of Microbiology and Infection di University of Birmingham dan anggota COG-UK.

Dalam sebuah laporan tentang strain baru, yang diterbitkan tadi malam oleh COG-UK, para ahli mengatakan sulit menduga awal mula kemunculan mutasi Corona tersebut.

"Sulit untuk memprediksi apakah mutasi tertentu penting saat pertama kali muncul, dengan latar belakang munculnya mutasi baru yang terus menerus," jelas peneliti.

"Upaya sedang dilakukan untuk memastikan apakah salah satu mutasi ini berkontribusi pada peningkatan penularan," lanjut peneliti.

Satu-satunya yang mungkin berbahaya dari mutasi Corona tersebut adalah memicu peningkatan penularan menjadi lebih cepat. Para ahli hingga saat ini tak bisa menyimpulkan seberapa besar bisa berpengaruh pada vaksin Corona.




(naf/kna)

Berita Terkait