Artis inisial TA tersandung kasus prostitusi. Ia ditangkap oleh Polda Jabar saat sedang berada di dalam kamar hotel bersama satu orang pria hidung belang.
Banyak penelitian dan riset menunjukkan pria yang membeli layanan seks melakukannya karena berbagai alasan, banyak di antaranya berbeda di setiap budaya.
Penerimaan sosial terhadap prostitusi membuat pria lebih mungkin membayar untuk seks. Bagi sebagian pria, risiko adalah bagian dari daya tarik mereka menjajal prostitusi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laman Live Science, peneliti dari University of Portland menemukan pria yang rela bayar untuk seks cenderung memiliki sedikit komitmen untuk menikah. Mereka juga menemukan pria yang memiliki sifat liberal lebih mungkin menjajal jasa seks.
Tapi ada juga mereka yang telah menikah dan berpenghasilan tinggi yang bahkan rela membayar mahal untuk seks. Mereka cenderung punya ketertarikan yang berbeda dalam dunia prostitusi, dibandingkan dengan pria pada umumnya.
Pria yang menggunakan jasa prostitusi dalam studi tersebut menginginkan lebih banyak intimasi dari orang berbeda tapi tetap ingin mendapat komitmen dari pasangannya. Lainnya menjajal prostitusi karena kesepian, tapi ada juga yang secara sosial cangggung dan menghindari kencan biasa sehingga rela bayar untuk seks.
Kesimpulannya, menurut peneliti, semua jenis pria disebut sangat mungkin menggunakan jasa seks atau prostitusi.
Psikolog klinis dari Pro Help Center Nuzulia Rahma Tristinarum beberapa waktu lalu juga mengatakan pria yang pergi ke prostitusi biasanya mencari kesenangan sesaat. Ini juga bisa disebabkan karena kurang adanya hubungan baik dengan sang istri.
"Banyak laki-laki yg mau keluar uang untuk kebutuhan syahwat bisa terjadi karena beberapa hal seperti tidak memiliki arah hidup yang jelas sehingga mudah tergoda kesenangan sesaat," kata Rahma.
(kna/naf)











































