Kelompok Ini Harus Menunggu untuk Vaksinasi COVID-19, Kenapa?

Kelompok Ini Harus Menunggu untuk Vaksinasi COVID-19, Kenapa?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 18 Des 2020 12:07 WIB
Kelompok Ini Harus Menunggu untuk Vaksinasi COVID-19, Kenapa?
Kelompok yang harus menunggu untuk bisa mendapatkan vaksinasi COVID-19. (Foto ilustrasi: Fiona Goodall/Getty Images)
Jakarta -

Beberapa negara kini telah memulai vaksinasi COVID-19, terutama untuk para lansia hingga tenaga medis. Tetapi, ada beberapa kelompok orang yang harus menunggu untuk bisa mendapatkan vaksin COVID-19, salah satunya orang yang memiliki riwayat alergi parah.

Menurut direktur unit isolasi tingkat tinggi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular, Associate Profesor Lim Poh Lian, kelompok tersebut merujuk pada orang-orang yang memiliki respons terhadap rangsangan tertentu seperti sengatan lebah atau obat tertentu.

Rekasi alergi menyebabkan terjadinya pembengkakan di sekitar mulut, mata, atau wajah, hingga mengalami kesulitan bernapas hingga mengalami penurunan tekanan darah yang serius.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun bagi yang tidak memiliki riwayat alergi, disarankan tetap mengikuti vaksinasi COVID-19.

"Jadi setiap orang yang memenuhi syarat harus mendapatkan vaksin, karena kami ingin melindungi orang-orang yang tidak bisa mendapatkannya (vaksin) atau mereka yang mungkin tidak mendapatkan manfaat dari vaksin bahkan jika mereka menerimanya," jelas Prof Lim yang dikutip dari The Straits Times, Jumat (18/12/2020).

ADVERTISEMENT

Berikut kelompok yang harus menunggu sebelum vaksinasi, yakni:

- Orang dengan alergi parah

Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura menyarankan mereka yang memiliki riwayat anafilaksis atau reaksi alergi parah yang muncul dengan cepat, sebaiknya tidak menerima vaksin.

Kondisi ini terjadi pada dua petugas kesehatan di Alaska yang mengalami reaksi 10 menit setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech. Pada pekerja pertama yang tidak memiliki riwayat alergi mengalami reaksi anafilaksis dan ruam di wajah serta dada, sesak napas, dan detak jantung meningkat, sehingga harus dirawat di rumah sakit.

Sementara pada petugas kesehatan kedua, ia mengalami mata bengkak, pusing, dan tenggorokan gatal. Melihat kondisinya tersebut, pihak rumah sakit mengatakan reaksi itu tidak dianggap sebagai anafilaksis. Sehingga kondisinya bisa kembali normal dalam waktu satu jam.

"Semua obat berpotensi menyebabkan alergi atau bahkan anafilaksis, yang merupakan bentuk lebih serius dengan hipersensitivitas," kata Prof Lim.

Kelompok mana lagi yang harus menunggu untuk vaksinasi COVID-19? Klik halaman selanjutnya

- Wanita hamil

Prof Lim juga menyarankan ibu hamil untuk tidak disuntik vaksin terlebih dahulu, sampai data studi tersebut lengkap. Hal ini agar vaksinasi bisa berjalan dengan lancar dan aman.

"Studi yang menunjukkan vaksin bisa digunakan secara aman pada wanita hamil belum selesai. Tetapi, tidak berarti bahwa itu tidak aman atau bisa menyebabkan kemandulan... itu tidak berarti sama sekali," tegas ahli penyakit menular di Sekolah Kedokteran Duke-NUS, Profesor Ooi Eng Eong.

- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu

Prof Lim juga mencatat bahwa orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau immunocompromised, juga harus menunggu untuk mendapatkan vaksin.

"Jadi misalnya, seseorang dengan leukemia jelas akan mengalami gangguan kekebalan. Termasuk juga mereka yang menjalani transplantasi organ," ujarnya.

"Namun masih ada pertanyaan, jika mereka dirawat dengan leukemia misalnya setahun yang lalu, apakah masih mengalami gangguan kekebalan? Ya, itu mungkin spektrum saat Anda pulih dari kemoterapi," lanjutnya.

Menurut Prof Lim, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dibutuhkan lebih banyak data untuk setiap kelompok pasien tertentu.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/sao)

Berita Terkait