Pemerintah akan membangun laboratorium antidoping pertama di Indonesia. Laboratorium akan dibangun di lahan RS Orthopedi (RSO) Prof dr R Soeharso Solo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Laboratorium tersebut akan mendukung dunia olahraga Indonesia agar terbebas dari penggunaan doping. Terkait hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berkunjung mengecek calon lokasi laboratorium di Solo, Jumat (18/12/2020) sore.
Pemilihan tempat di Solo merupakan hasil koordinasi dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto. Sebelumnya, Menpora memang sudah merencanakan pendirian laboratorium antidoping namun masih belum menemukan lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Menkes baca berita lalu menghubungi saya. Lalu beliau menawarkan di RS Orthopedi ini. Selain milik Kemenkes, Solo ini punya sejarah digelarnya PON (Pekan Olahraga Nasional) pertama," kata Zainudin.
Nantinya laboratorium akan disertifikasi oleh Badan Antidoping Dunia (WADA). Dengan sertifikasi tersebut, diharapkan laboratorium itu juga menjadi rujukan berbagai negara.
"Selama ini kita harus ke luar negeri untuk mengetes sampel. Dengan ini kita akan lebih cepat dan efisien. Bahkan harapannya, laboratorium ini menjadi rujukan dari berbagai negara, terutama di Asia Tenggara," ujar dia.
Adapun laboratorium akan dibangun di bagian depan sisi barat RSO. Laboratorium antidoping akan didirikan di atas lahan seluas 700 meter persegi.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Ditjen Yankes Kemenkes, Rita Rogayah, mengatakan pembangunan sebenarnya sudah direncanakan tahun lalu. Namun rencana belum bisa ditindaklanjuti karena pandemi COVID-19.
"Anggaran masih belum bisa kita sampaikan. Sebenarnya ini sudah rencana tahun lalu tapi belum bisa terlaksana karena pandemi," tutupnya.
(up/up)











































