Australia Ragukan Klaim Varian Baru Corona di Inggris Lebih Menular

Australia Ragukan Klaim Varian Baru Corona di Inggris Lebih Menular

Achmad Reyhan Dwianto - detikHealth
Selasa, 22 Des 2020 14:37 WIB
Australia Ragukan Klaim Varian Baru Corona di Inggris Lebih Menular
Australia ragukan klaim varian baru Corona lebih cepat menular. (Foto: ABC Australia)
Jakarta -

Varian baru Corona dari Inggris telah menimbulkan kepanikan di sejumlah negara. Pasalnya, mutasi virus penyebab COVID-19 ini disebut 70 persen lebih menular daripada strain lainnya.

Salah satu negara yang melaporkan kasus varian baru Corona tersebut adalah Australia. Meski begitu, Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan bahwa negaranya tidak akan melarang penerbangan dari Inggris, seperti yang dilakukan sejumlah negara lain.

Dikutip dari The Guardian, menurut Hunt, sistem karantina hotel Australia mulai diberlakukan pada kedatangan internasional. Para pendatang yang masuk ke Australia akan diminta untuk menjalani karantina wajib dan dipantau selama 14 hari di hotel-hotel khusus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala petugas medis Australia, Prof Paul Kelly, mengatakan bahwa strain baru virus Corona di Inggris atau dikenal sebagai mutasi N501Y itu muncul karena berbagai faktor.

Menurut Kelly, pada dasarnya memang virus Corona dapat bermutasi. Kemudian, mobilitas yang meningkat di antara banyak orang juga berpengaruh.

ADVERTISEMENT

Selain itu, kata Kelly, ditambah faktor di Inggris sedang musim dingin. Terlebih sejumlah penelitian menunjukkan, virus Corona dapat bertahan lebih lama di suhu yang lembap dan dingin.

Sementara itu, ahli epidemiologi dari University of Queensland, Prof Linda Selvey mengatakan bahwa sistem karantina belum terbukti 100 persen dapat menghentikan penularan virus Corona, namun setidaknya peraturan ini masih bisa melindungi masyarakat.

"Selain itu, kemungkinan besar varian tersebut telah menyebar lebih jauh dari Inggris, terutama karena negara lain tidak melakukan sekuensing (mengurutkan) gendom dengan jumlah yang sama seperti di Inggris," ucap Selvey.

Selvey pun setuju bahwa meski ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa varian baru Corona dari Inggris lebih menular daripada jenis lain, tapi buktinya masih sangat terbatas dan belum cukup.

"Perlu dicatat bahwa di Inggris, London khususnya, hanya ada sedikit pembatasan pada pergerakan orang-orang meskipun kasus COVID-19 di sana tinggi," ucap Selvey.

"Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui apakah virus itu lebih menular atau apakah berkaitan dengan perilaku individu," tambahnya.




(ryh/naf)

Berita Terkait