Kementerian Kesehatan Jepang mengungkapkan adanya kasus varian baru Corona Inggris di negaranya. Dokter di Jepang mengidentifikasi kasus tersebut pertama kali pada tiga warga Jepang yang tidak memiliki riwayat bepergian ke negara tersebut.
Ketiga orang tersebut berusia antara 20 hingga 60 tahun dan tinggal di Provinsi Shizouka, Tokyo. Menurut pihak kementerian, ketiganya pertama kali mengalami gejala COVID-19 pada awal Januari lalu.
Pihak berwenang kini tengah menyelidiki penyebab bagaimana ketiganya bisa terinfeksi varian baru Corona tersebut. Tetapi, sampai saat ini masih belum ada bukti bahwa varian dari Inggris itu sudah menyebar di Shizouka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan fakta yang ada, orang-orang yang terinfeksi itu tidak memiliki riwayat perjalanan (ke Inggris), kami berasumsi bahwa mereka terinfeksi di Jepang," jelas Takaji Wakita selaku Institut Penyakit Menular Nasional, yang dikutip dari Channel News Asia, Selasa (19/1/2021).
Sejauh ini Jepang telah mendeteksi sebanyak 45 kasus yang berkaitan dengan varian baru Corona yang teridentifikasi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil. Mereka juga sudah memperluas keadaan darurat di wilayah Tokyo untuk menahan laju kasus COVID-19.
Perdana Menteri Yoshihide Suga berjanji akan berjuang menangani kasus virus Corona yang meningkat di negaranya dan memulihkan kehidupan normal 'secepat mungkin'.
"Untuk melindungi kehidupan dan kesehatan rakyat Jepang... Saya akan membuat situasi kembali normal secepat mungkin," katanya saat menyampaikan pidato pada Senin (18/1/2021) kemarin.
(sao/naf)











































