Varian baru COVID-19 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, ditemukan pada dua kasus pasien Corona di South Carolina, Amerika Serikat. Pejabat kesehatan masyarakat setempat khawatir varian ini lebih mudah menyebar dan vaksin kemungkinan kurang efektif menangkalnya.
Dikutip dari laman AP News, Departemen Kesehatan dan Pengendalian Lingkungann South Carolina menyebut edua kasus tersebut ditemukan pada orang dewasa di wilayah South Carolina dan keduanya tidak saling berhubungan dan tak ada satupun yang melakukan perjalanan baru-baru ini.
"Ini menakutkan. Ini bisa saja lebih luas (penularannya)," kata Dr Krutika Kuppalli, seorang dokter penyakit menular di Medical University of South Carolina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Virus secara alami terus bermutasi, dengan varian virus Corona beredar di seluruh dunia. Tetapi para ilmuwan khawatir dengan munculnya tiga varian yang menurut para peneliti dapat menyebar dengan lebih mudah. Varian lain yang pertama kali dilaporkan di Inggris dan Brasil sebelumnya dikonfirmasi di AS.
Para ilmuwan pekan lalu melaporkan tanda-tanda awal bahwa beberapa mutasi baru-baru ini dapat membatasi keefektifan dua vaksin, meskipun mereka menekankan bahwa vaksinasi masih melindungi terhadap penyakit. Ada juga tanda-tanda bahwa beberapa mutasi baru dapat mengurangi efektivitas pengobatan tertentu.
Varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini terdeteksi pada bulan Oktober 2020. Sejak itu, mutasinya ditemukan setidaknya di 30 negara lain. Pejabat kesehatan juga khawatir jika virus berubah cukup banyak, orang mungkin tertular COVID-19 untuk kedua kalinya.
(kna/up)











































