Pasien Diabetes 6 Kali Lebih Berisiko Fatal Saat Kena Corona, Ini Saran Dokter

ADVERTISEMENT

Pasien Diabetes 6 Kali Lebih Berisiko Fatal Saat Kena Corona, Ini Saran Dokter

Ardela Nabila - detikHealth
Rabu, 03 Mar 2021 18:03 WIB
In this Thursday, Jan. 23, 2020, photo, a staff member wearing a hazardous materials suit hauls a bin at a hospital that reported a coronavirus death in Yichang in central Chinas Hubei Province. China is swiftly building a 1,000-bed hospital dedicated to patients infected with a new virus that has killed 26 people, sickened hundreds and prompted unprecedented lockdowns of cities during the countrys most important holiday. (Chinatopix via AP)
Foto ilustrasi. (Foto ilustrasi: Xiong Qi/Xinhua via AP)
Jakarta -

Diabetes merupakan penyakit penyerta atau komorbid COVID-19 paling banyak ditemukan setelah hipertensi. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi para pengidap diabetes lantaran mereka memiliki risiko lebih tinggi terkena virus Corona.

Menurut Ketua Umum PERKENI, Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD, pasien terinfeksi COVID-19 pengidap diabetes memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada pasien terinfeksi COVID-19 yang tidak mengidap diabetes.

"Kalau data-data menunjukkan, diabetes kalau udah masuk rumah sakit kena COVID, itu cenderung lebih berat, kemudian lebih banyak matinya, dibanding dengan non-diabetes. Itu bisa empat kali lipat sampe enam kali lipat," ujar Prof Suastika dalam webinar Peringatan Hari Obesitas Sedunia, Rabu (3/3/2021).

Oleh sebab itu, penting bagi para penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah dalam tubuh untuk mengurangi risiko terinfeksi COVID-19. Disampaikan oleh Prof Suastika, pasien pengidap diabetes dapat mengurangi risiko terinfeksi virus Corona dengan cara mengontrol serta memerhatikan tingkat gula darah dalam tubuhnya.

"Caranya adalah meregulasi gula darah dengan baik. Nah, kalau misalnya masih di rumah, ini adalah tugasnya pasien untuk menjaga gula darah harus baik. Supaya pertama, tidak kena COVID, dan kalau kena COVID dia tidak menjadi berat," jelasnya.

Pasalnya, mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh dapat mengurangi risiko kematian bagi pasien pengidap diabetes yang terpapar COVID-19.

"Kalau gula darahnya, misalnya terkendali dengan baik, anggaplah di bawah 180 selama perawatan intensif, itu kematiannya jauh lebih kecil dibandingkan mereka-mereka yang gula darahnya tinggi," kata Prof Suastika.

Lebih lanjut, Prof Suastika turut menjelaskan cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol gula darah bagi pasien yang menjalani perawatan di rumah, yakni dengan menjalani pola hidup sehat serta rutin mengonsumsi obat.

"Kalau masih di rumah tanggung jawab pasien untuk menjaga gula darahnya dengan baik, apakah dengan pola perilaku, kemudian kalau memang sedang mengonsumsi obat-obatan, obat-obatan jangan sampe putus," pungkasnya.

Sementara itu, bagi pasien yang menjalani perawatan intensif di rumah sakit, maka pasien tersebut merupakan tanggung jawab dokter yang bersangkutan untuk mengontrol kadar gula darahnya.

"Tapi kalau dia masuk rumah sakit, itu tanggung jawab dokter untuk menjaga dan memperbaiki gula darah," tutup Prof Suastika.



Simak Video "Waspada Diabetes pada Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT