Orang yang Jalannya Lambat Bisa Lebih Berisiko Meninggal karena COVID-19

Studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti Inggris menemukan bahwa orang dengan kecepatan berjalan yang lambat bisa hampir empat kali lebih berisiko meninggal karena COVID-19. Hal ini diduga berkaitan dengan kondisi kebugaran fisik.
Pemimpin studi Profesor Tom Yates dari Leicester Biomedical Research Centre mengetahuinya dengan menganalisa data sekitar 400.000 orang berusia paruh baya. Orang-orang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu yang jalannya lambat di bawah 4,8 km per jam, menengah atau sedang yaitu 4,8-6,4 km per jam, dan cepat di atas 6,4 km per jam.
Hasilnya ditemukan orang di kelompok yang berjalan lambat 3,75 kali lebih berisiko meninggal dunia karena COVID-19 dibanding mereka yang jalannya cepat. Orang di kelompok jalan lambat juga disebut 2,5 kali lebih mungkin mengalami gejala parah bila terinfeksi.
Pada orang dengan obesitas, risikonya terhadap COVID-19 hampir sama ditiap kelompok kecepatan jalan.
"Kita sudah tahu bahwa kerapuhan dan obesitas menjadi faktor kunci penting terhadap keparahan kasus COVID-19," kata Prof Tom, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (20/3/2021).
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan orang dengan jalan lambat bisa lebih berisiko terhadap COVID-19 parah, terlepas dari berat badan," lanjutnya.
Simak Video "Faktor yang Memengaruhi Keparahan Pasien Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)