India sebagai salah satu produsen vaksin COVID-19 melakukan embargo atau larangan ekspor vaksin COVID-19. India merupakan penyuplai vaksin AstraZeneca terbesar untuk dunia sehingga hal ini berpengaruh terhadap program vaksinasi banyak negara, salah satunya Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi laju vaksinasi COVID-19 Indonesia akan melambat di bulan April. Alasannya karena suplai vaksin yang tersedia tidak cukup, hanya ada sekitar 7 juta dosis Sinovac sementara 10 juta dosis vaksin AstraZeneca tertunda.
"Isinya paling besar di bulan April hanya ada 7,6 juta (dosis vaksin -red). Padahal kita nyuntiknya udah 500 ribu, mungkin bakalan 600 ribu per hari. Artinya suntik 16 hari abis di bulan April," kata Menkes Budi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) menyebut suplai vaksin global kemungkinan baru akan kembali normal di bulan Mei.
"Pengiriman dosis vaksin AstraZeneca oleh Serum Institute of India (SII) kemungkinan akan kembali bulan Mei. Dosis yang dikirim akan sesuai dengan alokasi tiap peserta sampai bulan Mei dan terus ditingkatkan setelahnya," ungkap sang juru bicara seperti dikutip dari Reuters, Senin (29/3/2021).
COVAX disebut seharusnya mendapat sekitar 90 juta dosis vaksin AstraZeneca dari SII pada bulan Maret-April. Namun, sampai saat ini baru sekitar 28 juta dosis yang diterima.
(fds/naf)











































