Pemerintah mulai merencanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas mulai Juli 2021. Belajar tatap muka akan dimulai setelah guru dan tenaga pendidik lainnya disuntik vaksin Corona.
Selain untuk mengurangi learning loss bagi para siswa akibat pandemi virus Corona, pemberlakuan sekolah tatap muka juga mempertimbangkan risiko infeksi di usia anak disebut terbilang cukup rendah. Bagaimana faktanya?
Dari data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19, tercatat sebanyak 13,57 persen atau 181.637 anak usia sekolah terinfeksi virus Corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terbanyak memang pada usia 7-12 tahun dan juga pada usia SMA, 45 ribu lebih. ini perlu menjadi perhatian kita semua, kita tetap harus menjaga mereka sehat dan produktif belajar," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Selasa (30/3/2021).
Berikut sebaran kasus virus Corona pada usia anak sekolah:
- 0-2 tahun (PAUD) : 23.934 orang
- 3-6 tahun (TK) : 25.219 orang
- 7-12 tahun (SD) : 49.962 orang
- 13-15 tahun (SMP) : 36.634 orang
- 16-18 tahun (SMA) : 45.888 orang
Wiku juga menyapaikan jika dilihat dari perkembangan kasus positif pada usia anak sekolah, memang kenaikan kasus di kelompok umur ini relatif lebih rendah. Tingkat fatalitas pada pasien Corona usia anak juga tergolong rendah.
"Ini adalah berita baik bahwa anak-anak cenderung terlindungi. Namun kita harus melihat dari angka kematian, kondisinya fluktiatif dan ada juga di usia anak sekolah," pungkasnya.
(kna/up)











































