Menurut data dari Public Health England (PHE), London untuk pertama kalinya melaporkan nol kasus kematian akibat virus Corona COVID-19 dalam 6 bulan terakhir.
London terakhir kalinya mencatatkan nol korban COVID-19 pada 14 September 2020. Tapi, tidak lama setelah itu, gelombang kedua COVID-19 menyerang Inggris secara keseluruhan dan mengalami kenaikan kasus kematian. Hal ini pun juga diperburuk dengan adanya varian baru COVID-19.
Inggris melonggarkan pembatasan sosial dan memperbolehkan warga keluar dari rumah dan berkumpul. Menurut aturan yang diterapkan di Inggris, warga diizinkan berkumpul maksimal enam orang dan berasal dari dua rumah tangga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu bagaimana kalian sudah rindu untuk berkumpul atau melihat event olahraga. Saya juga paham betapa sulitnya melakukan aktivitas fisik, terutama pada anak-anak. Saya harap pelonggaran ini bisa kalian terima," ujar PM Inggris Boris Johnson, seperti dikutip dari laman CNN.
Menurut data Universitas Johns Hopkins (JHU), Inggris secara total mencatatkan 4,4 juta kasus konfirmasi positif, 126 ribu kematian, dan 3,8 juta pasien sembuh akibat virus Corona COVID-19.
Selain itu, kurangnya angka kematian akibat COVID-19 juga dibantu oleh vaksinasi COVID-19. Menurut laporan CNN, sudah 30 juta warga Inggris yang menerima paling tidak dosis pertama vaksin COVID-19.
Meski situasi mulai membaik, Boris Johnson memperingatkan agar warga Inggris untuk tidak lengah. Menurutnya, potensi situasi memburuk masih ada. Hal ini menyusul soal ancaman gelombang ketiga pandemi COVID-19 di Eropa.
Boris juga meminta warga untuk tetap waspada dan patuh protokol agar pelonggaran kedua bisa dilakukan pada 12 April nanti.
(ayd/up)











































