Virus Corona dengan mutasi E484k atau Eek jadi perbincangan ketika membuat heboh di Jepang dan ternyata sudah terdeteksi juga di Indonesia. Menurut laporan, COVID-19 dengan mutasi Eek ini ditemukan pada salah satu kasus varian B117 beberapa waktu lalu.
Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan mutasi Eek juga bisa ditemukan pada varian COVID-19 dari Afrika Selatan dan Brasil. Varian dengan mutasi ini dianggap bisa bersifat lebih mudah menular.
Baca juga:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mutasi E484k yang terjadi pada protein spike adalah mutasi yang sama seperti ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brasil. Serta dinilai lebih mudah menular," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Kamis (8/4/2021).
"Saya harapkan masyarakat tidak panik, tapi hendaknya semakin disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas. mengingat disiplin ini pertahanan utama kita mencegah penularan COVID-19," lanjutnya.
Wiku menyebut pemerintah terus berusaha meningkatkan fungsi pemantauan dengan memperbanyak tes whole genome sequencing (WGS). Tujuannya agar bisa memetakan berbagai mutasi dan varian COVID-19 yang ada di Indonesia.
Pintu masuk warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) dari luar negeri juga akan diperketat, terutama saat momen lebaran. Masyarakat kembali diingatkan bahwa mudik lebaran 2021 ditiadakan.
"Khusus untuk WNI yang akan pulang ke Indonesia atau repatriasi, apabila tidak ada keperluan yang sangat mendesak diimbau menunda sementara kepulangannya di periode ini. Dengan harapan mencegah imported case varian mutasinya," pungkas Wiku.
(fds/up)











































