Bikin Ibu-ibu Takut Cek Kandungan, Ini Pesan IDI Soal TikTok dr Kevin Samuel

ADVERTISEMENT

Bikin Ibu-ibu Takut Cek Kandungan, Ini Pesan IDI Soal TikTok dr Kevin Samuel

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 22 Apr 2021 12:49 WIB
dr Kevin Samuel minta maaf atas video TikTok-nya. (Dok Istimewa/viral)
Foto: dr Kevin Samuel minta maaf atas video TikTok-nya. (Dok Istimewa/viral)
Jakarta -

Menanggapi kasus kontroversial Tiktok viral dr Kevin Samuel, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tegas mengecam tindakan tersebut. Ditegaskan, sikap tersebut bertolak belakang dengan muatan sumpah dokter.

IDI berharap, wanita tidak menjadi takut berkonsultasi ke dokter kandungan berjenis kelamin laki-laki.

"Pertama bahwa seluruh dokter di Indonesia ini telah mengucapkan, berikrar, berjanji, melafalkan sumpah dan kode etik dokter di Indonesia. Di salah satu sisi, telah menyatakan saya (dokter) bersumpah menjalankan tugas dengan cara terhormat, bersusila, serta dengan tanggung jawab saya sebagai dokter," tegas Ketua IDI Kota Jakarta Selatan, dr M Yadi Permana, SpB(K) saat ditemui di Jakarta, Kamis (22/4/2021).

Ia menjelaskan, seoarang dokter kandungan yang berjenis kelamin laki-laki bekerja didampingi seorang perawat perempuan. Tujuannya, agar para pasien perempuan merasa nyaman meski pemeriksaan dilakukan oleh dokter laki-laki.

"Seluruh dokter di Indonesia sudah wajib dan telah denga urat nadi dan darahnya untuk bekerja secara profesional. Ketika seorang dokter maupun kandungan, umum, penyakit dalam, memeriksa pasien yang ada perbedaan gender, dalam hal ini dokter laki-laki memeriksa perempuan, dia harus didampingi perawat atau bidan yang perempuan," imbuhnya.

Pihak IDI berharap, tindakan Kevin Samuel tidak menciptakan trauma di masyarakat, terlebih para perempuan. Pasalnya, seluruh dokter di Indonesia telah diikat sumpah, termasuk untuk bekerja dengan bersusila.

Tindakan Kevin mengunggah video yang berbau 'melecehkan' perempuan adalah pelanggaran kode etik.

"Kasus ini bukan berarti teman-teman wanita nggak berobat. Kita juga bingung kalau mereka semua enggan, siapa yang menolong? Kalau sampai enggan, takutnya ada masalah-masalah lainnya. Kami akan bertindak tegas kalau sampai ada pelanggaran etik seperti kemarin," ujar dr Ulul Albab, SpOG, Sekjen Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) yang juga turut hadir dalam konferensi pers.



Simak Video "Permintaan Maaf Jerome Polin soal Konten Viral Bareng Koas"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)
Kontroversi TikTok Dokter
Kontroversi TikTok Dokter
11 Konten
Tidak ada larangan bagi dokter untuk aktif bermedia sosial. Tapi hati-hati, profesi ini terikat kode etik dan diawasi oleh majelis khusus. Jika kebablasan, siap-siap bakal kena sanksi.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT