Sate Takjil Beracun Tewaskan Bocah di Bantul, Kenapa Sianida Gampang Dibeli?

Round up

Sate Takjil Beracun Tewaskan Bocah di Bantul, Kenapa Sianida Gampang Dibeli?

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 05 Mei 2021 08:35 WIB
Sate Takjil Beracun Tewaskan Bocah di Bantul, Kenapa Sianida Gampang Dibeli?
Salah kirim sate takjil beracun memakan korban anak driver ojol. Foto: PIUS ERLANGGA/detikcom
Jakarta -

Bocah 10 tahun asal Bantul meninggal dunia akibat tak sengaja makan takjil sate beracun. Ayahnya, seorang driver ojek online membawa pulang 'rezeki' sebungkus sate lantaran keluarga tujuan menolak kiriman. Tak tahu hidangan berbuka tersebut telah diracun sianida, sate tersebut menewaskan anaknya.

Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr apt Zullies Ikawati menerangkan, senyawa toksik sianida tidak diperjualbelikan sembarangan. Umumnya, hanya diperuntukkan kepentingan penelitian.

"Bisa jadi ilegal," ujarnya pada detikcom, Senin (3/5/2021) ketika ditanya kemungkinan dari mana diperolehnya sianida untuk tindakan kriminal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabar duka ini bukan kali pertama pembunuhan dengan racun sianida. Lagi-lagi, sang korban tak tahu ada racun dalam makanannya.

Menurut Prof Zullies, jika sianida tertelan, senyawa akan menghambat kerja enzim. Akibatnya, pemanfaatan oksigen dalam jaringan terganggu. Organ yang sensitif terhadap kondisi kurang oksigen, misalnya otak, akan rusak.

ADVERTISEMENT

"Organ yang sensitif terhadap kondisi kurangnya O2 akan sangat menderita terutama jaringan otak. Kekurangan oksigen ini akan menyebabkan kejang, gangguan jantung dan pernafasan, dan bisa menyebabkan kematian jika kadarnya cukup tinggi," imbuhnya.

Bisakah dideteksi?

Sianida atau yang banyak masyarakat sebut sebagai 'potas' atau 'apotas' disebut-sebut berbau seperti almond. Namun, tidak semua orang peka terhadap bau ini.

"Sianida terkadang digambarkan sebagai memiliki bau seperti "almond", tapi juga tidak selalu berbau, dan tidak semua orang bisa mendeteksi bau ini. Rasanya pahit," imbuh Prof Zullies.

Bagaimana menanganinya?

Jika ada orang yang mengalami gejala keracunan sianida, segera bawa orang tersebut ke ruang terbuka. Hubungi petugas medis agar diberi bantuan oksigen.

"Jika pernah dapat pelatihan bantuan hidup dasar, dapat lakukan teknik RJP (resusitasi jantung paru) pada seseorang yang dicurigai mengalami keracunan sianida dan mengalami henti jantung dan henti napas. Segera dibawa ke IGD RS untuk mendapat penanganan yang tepat," jelas Prof Zullies.

Agar tidak terpapar sianida, jangan beri bantuan oksigen dengan cara mulut ke mulut (mouth to mouth). Penanganan pada orang yang kulit atau pakaiannya terpapar sianida pun harus sangat hati-hati.

Apakah racun sianida bisa diperjualbelikan secara bebas? Simak penjelasan Disperindag DIY di halaman berikutnya.

Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa yogyakarta memastikan kalium sianida tidak bisa diperjualbelikan secara bebas. Pembelian racun ini harus menggunakan rekomendasi dinas terkait.

Aturan yang sama juga berlaku bagi formalin untuk kepentingan medis. Pembelian bahan-bahan berbahaya ini harus melalui permohonan ke Disperindag dan harus dilaporkan.

"Jadi melaporkan secara berkala ke Disperindag. Dari pengecer dan penjual selalu melaporkan. Kami tetap catat itu. Yang dicatat fungsi penggunaannya itu dan dari pengecernya itu. Nanti untuk apanya tercatat," jelas Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY, Yanto Aprianto.

Soal adanya racun sianida dalam sate takjil beracun yang menewaskan seorang bocah di Bantul, Yanto memastikan itu ilegal. Bahan tersebut didapat melalui jalur tidak resmi.

"Bisa juga seperti itu (ilegal) Bukan dari kita, karena kan seperti Yogya (DIY) ini pintu masuknya kan dari berbagai tempat gitu ya. Ambil contoh seperti formalin dulu itukan kebanyakan datang dari batas-batas kota," tegasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Bukan Cuma Plantar Fasciitis, Shin Splint Juga Bahaya Bagi Pelari Pemula"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Berita Terkait