5 Fakta 'Sindrom Havana' di Balik Dugaan Serangan Sonik Misterius di AS

5 Fakta 'Sindrom Havana' di Balik Dugaan Serangan Sonik Misterius di AS

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 09 Mei 2021 14:08 WIB
5 Fakta Sindrom Havana di Balik Dugaan Serangan Sonik Misterius di AS
Ilustrasi sindrom havana (Foto: thinkstock)
Jakarta -

Kondisi kesehatan misterius yang disebut 'Sindrom Havana' atau 'Havana Syndrome' dikeluhkan oleh puluhan pejabat pemerintahan Amerika Serikat. Semula dilaporkan di luar negeri, kini ditemukan juga di dalam negeri.

Disebut Sindrom Havana karena pertama kali memang dilaporkan terjadi di Kuba, dialami oleh pejabat di kedutaan AS di negara tersebut pada 2016. Sejak saat itu, beberapa kasus dilaporkan terjadi di beberapa kedutaan AS di negara lain.

Diduga, keluhan tersebut berhubungan dengan serangan frekuensi radio yang diarahkan. Korbannya mengalami sejumlah keluhan terkait fungsi saraf mulai dari sakit kepala hingga gangguan pendengaran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa fakta Sindrom Havana terangkum sebagai berikut, dikutip dari Healthline:

1. Diidentifikasi tahun 2016

Kasus pertama diidentifikasi tahun 2016. Seorang personel pemerintahan AS di Havana mengalami mengalami disfungsi menetap pada mental, telinga bagian dalam, dan gerakan mata. Keluhan sakit kepala dan susah tidur juga menyertai.

ADVERTISEMENT

Berbagai keluhan tersebut dikaitkan dengan laporan fenomena sensori yang diarahkan dan tidak jelas sumbernya. Individu yang terdampak diketahui tidak memiliki riwayat cedera kepala.

2. Kondisi psikis?

Sebuah studi di Journal of the Royal Society of Medicine pada 2019 menginvestigasi kemungkinan Sindrom Havana sebagai penyakit psikogenik. Penyakit ini biasanya diidentifikasi setelah berbagai penyebab medis dan biologis telah dikesampingkan.

Namun spekulasi ini diragukan mengingat banyak kasus lain bermunculan. Hingga pada satu titik, dinilai terlalu banyak untuk dianggap sebagai penyakit psikogenik.

"Pada perorangan, jelas. Tapi ini terlalu banyak," kata Dr Darius Kohan, direktur saraf dan telinga dari Lenox Hill Hospital dan Rumah Sakit THT Manhattan di New York.

3. Sumber suara yang diarahkan

Terkait dugaan adanya sumber suara yang diarahkan, Kohen menyebutnya bisa menjadi senjata yang powerful. Ia mencontohkan alat medis yang disebut harmonic scalpel, yang digunakan dalam operasi pembedahan untuk memotong jaringan dengan getaran gelombang bunyi.

"Untuk memberi gambaran seberapa kuat, sekitar 10 tahun lalu, atau mungkin kurang, sebuah kapal diserang oleh bajak laut di pantai Somalia, dan di dalam mereka punya proyektor yang sangat kuat, diarahkan seperti meriam ke bajak laut dan pada dasarnya melindungi kapal itu," jelas Kohen.

4. Kemungkinan gelombang mikro

Siapa tidak kenal microwave? Ya, betul. Alat untuk memasak. Menurut Kohen, microwave atau gelombang mikro juga bisa sangat membahayakan.

"Jika Anda punya alat sejenis yang bisa memproyeksikan dan memfokuskan gelombang mikro atau teknologi suara lainnya, itu sangat merusak target, dan bia menyebabkan banyak gangguan pada target," jelasnya.

5. Diselidiki intelijen

Amerika Serikat saat ini tengah menginvestigasi kemungkinan serangan misterius dengan energi suara tersebut. Intelijen dilibatkan untuk mendapatkan pola yang lebih luas.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Gaduh Blackmores 'Beracun' di Australia"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)

Berita Terkait