Indonesia mengalami lonjakan kasus virus Corona yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan kasus ini disebut akibat adanya varian Delta yang telah menyebar di sejumlah wilayah.
Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM, dr. Gunadi PhD, SpBA yang melakukan genome sequencing varian Corona menemukan bahwa varian Delta terbukti menjadi penyebab lonjakan kasus di Kudus.
"Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus," katanya dalam rilis di Kementerian Kesehatan, ditulis detikcom, Selasa (15/6/2021).
Ia juga memaparkan sederet bahaya dari varian Delta, mutasi yang pertama kali ditemukan di India. Semakin tua pasien COVID-19 maka varian Delta akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut.
Lebih buruk lagi, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali pasien COVID-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien. Padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi COVID-19 pasien mendapatkan antibodi secara alami.
Varian Delta juga bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua meskipun sudah divaksinasi dua dosis.
"Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular COVID-19 apalagi varian Delta," lanjut dr Gunadi.
dr Gunadi tak menampik interaksi sosial yang terjadi di masyarakat juga menyebabkan adanya kenaikan jumlah infeksi di Indonesia. Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi.
"Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja," ungkap dr Gunadi.
Simak Video "Rekomendasi Baru WHO soal Vaksin Booster: Tak Wajib Bagi Orang Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/up)