PERSI: Situasi Darurat dan Kritis! Presiden Mohon Selamatkan Fasyankes

PERSI: Situasi Darurat dan Kritis! Presiden Mohon Selamatkan Fasyankes

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Senin, 05 Jul 2021 13:45 WIB
PERSI: Situasi Darurat dan Kritis! Presiden Mohon Selamatkan Fasyankes
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Jakarta -

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) membeberkan data hunian di rumah sakit yang semakin melonjak tajam. Peningkatan di awal Juli paling terlihat di pulau Jawa, meskipun segala upaya tambahan kapasitas, konversi tempat tidur, hingga ketersediaan tenda ruang rawat sudah dilakukan.

"Tren rawat inap, jelas betul bahwa di beberapa provinsi sudah jelas sekali menunjukkan angka lonjakan yang tidak main-main," sebut Sekjen PERSI Lia Partakusuma dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI Senin (5/7/2021).

"Angka ini tajam sekali sehingga RS, harus menerima 20 persen dari mereka, kalau kita lihat dari 100 persen pasien COVID-19 kurang lebih 20 persen di antaranya, biasanya membutuhkan perawatan RS dan sekitar 5 persen mereka adalah kondisi berat maupun kritis," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruang isolasi pasien Corona meningkat 76 persen, sementara ruang ICU 69 persen per data 3 Juli 2021. Meski begitu, beberapa wilayah mencatat BOR atau hunian bed pasien COVID-19 lebih dari 100 persen saat SDM tenaga kesehatan terbatas karena ikut terpapar COVID-19.

Aktivitas RS ditutup

Ia juga tak menampik beberapa RS yang akhirnya menutup kegiatan karena hunian pasien membludak.

ADVERTISEMENT

"Ini sudah menjadi sebuah tindakan naluriah, kita tidak bisa membendung lagi bagi mereka yang menyatakan kita sudah tidak sanggup lagi melakukan kegiatan," tuturnya.

APD hingga peti jenazah

Lonjakan COVID-19 juga berimbas pada alat kesehatan yang lantas meningkat hingga peti jenazah saat ini termasuk salah satu yang paling banyak dicari. Mulanya, peti jenazah disebut Lia sangat mudah dicari.

"APD, obat, alkes, peti jenazah juga sekarang sudah mulai mencari, biasanya mudah sekali," bebernya.

Sulitnya proses penagihan klaim RS

Di tengah lonjakan kasus COVID-19, Lia mengaku peningkatan risiko komplain dan tuntutan hukum terhadap RS bisa memicu stres tinggi.

"Minta perhatian khusus kepada bapak Presiden agar ini adalah darurat dan kritis, yang mungkin tidak bisa disamakan dengan situasi normal lainnya," sebutnya.

"Minta tolong untuk menyelamatkan fasyankes. Mohon memenuhi pembiayaan operasional, penyederhanaan tagihan klaim, tadi kita sudah dengar rantai penagihan klaim itu tidak mudah, sehingga mereka membutuhkan waktu untuk itu, jadi kami mohon adanya ketersediaan logistik dan lainnya," pintanya.




(naf/up)

Berita Terkait