Bagi para pasien terinfeksi COVID-19, salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah saturasi oksigen. Untuk mengukurnya, alat pengukur saturasi oksigen atau oksimeter atau oximeter atau pulse oxymeter relatif mudah didapatkan, walaupun belakangan agak langka karena peminatnya melonjak.
Cara mengukur kadar oksigen menggunakan alat tersebut pun cukup mudah. Namun, terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan untuk memastikan alatnya bekerja secara efektif dan hasil perhitungannya akurat.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr RA Adaninggar, SpPD, beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan oximeter adalah pasien harus memastikan kukunya dalam keadaan pendek dan tidak menggunakan cat kuku alias kuteks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Syaratnya tidak boleh pakai kuteks, bisa menghalangi sinar infrared-nya (di oksimeter). Jadi harus kuku yang bersih dan jangan terlalu panjang. Kalau terlalu panjang nanti nggak sampai ke (alat). Jarinya boleh yang mana saja," ujar dr Adaninggar, dikutip dari ANTARA.
Terkait berapa kali kadar oksigen harus dicek bagi pasien COVID-19 selama menjalani isolasi mandiri di rumah, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr Vito A Damay, SpJP(K), M Kes, AIFO-K, menyarankan agar oksigen diukur minimal sebanyak tiga kali sehari.
"Minimal tiga kali. Pagi siang malam tidak ada jam yang ketat," kata dr Vito.
Selain itu, dr Vito menambahkan, posisi tubuh saat mengukur kadar oksigen menggunakan oksimeter sebaiknya dalam keadaan duduk dan pasien dalam kondisi rileks atau tenang.
Lalu, bagaimana cara menggunakan alat oximeter yang benar?
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr Adria Rusli, SpP(K), menjelaskan bahwa cara tepat untuk menggunakan oximeter adalah dengan meletakkannya di ujung jari telunjuk.
"Itu ya bisa mengukur kadar oksigen di jaringan, dia sangat sederhana, kita taruh di ujung telunjuk jari kita. Dia mensensor kadar oksigen di dalam jaringan kita, di jari itu. Nah itu memang bisa sebagai alat pendeteksi dini lah," jelas dr Adria saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
"Sangat simpel kok, itu tinggal tempel di jari tunggu beberapa menit, keluar angkanya, saturasi oksigennya," lanjutnya.
(up/up)











































