Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari, Kabupaten Gunungkidul meningkatkan produksi oksigen hingga 7,7 liter perbulan. Semua itu untuk mengantisipasi meroketnya kebutuhan oksigen untuk medis di tengah pandemi COVID-19.
Direktur RSUD Wonosari dr Heru Sulistyowati mengatakan, bahwa pihaknya sudah mulai memproduksi oksigen (O2) sejak beberapa tahun yang lalu. Menurutnya, saat ini generator oksigen milik RSUD Wonosari mampu memproduksi 6 juta liter oksigen perbulan.
"Dan saat ini kemampuannya ditingkatkan agar bisa produksi 7,7 juta liter (O2) perbulan. Karena pemakaiannya (RSUD Wonosari) sampai sekitar 8 juta liter perbulan," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (6/7/2021).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski mampu memproduksi O2 sendiri, RSUD tetap butuh pasokan O2 dari pihak terkait. Pasalnya kebutuhan harian tidak bisa diprediksi seperti halnya pekan lalu ada 52 pasien, sehingga setidaknya membutuhkan 24 ribu liter perpasien perhari.
"Sehingga tergantung kebutuhan dan kondisi pasien juga. Apalagi oksigen juga diperlukan untuk operasi," ucap Heru.
Selain itu, Heru mengaku saat ini tengah mengupayakan peningkatan produksi O2 menjadi 12 juta liter perbulan. Akan tetapi dia mengaku untuk realisasinya masih memerlukan waktu karena perlatan tersebut didatangkan dari luar negeri.
"Saat ini sudah kami pesan alatnya, tapi kan tetap butuh proses (untuk bisa memproduksi 12 juta liter O2 perbulan)," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty mengaku ketersediaan O2 untuk rumah sakit rujukan COVID-19 terbilang aman. Meski diakuinya terkadang memerlukan waktu untuk mendatangkan O2.
"Kalau untuk oksigen itu sebenarnya tidak pernah kosong (di rumah sakit) dan tetap mengalir tapi bertahap. Jadi misalnya bisa bertahan satu hari, kemudian datang lagi untuk satu hari (berikutnya)," katanya.
(up/up)











































