Juru Bicara Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan meroketnya jumlah kasus positif terjadi seiring kenaikan jumlah tes dan adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan. Ia menjelaskan saat ini sudah diberlakukan verifikasi secara otomatis langsung dari laboratorium pemeriksa yang menghilangkan proses verifikasi berjenjang, sehingga pelaporan lebih transparan dan tepat waktu.
Walaupun terjadi kenaikan kasus, dr. Nadia menyebut angka positivity rate cenderung stabil. Hal ini juga sejalan dengan upaya peningkatan testing, yakni target yang harus dicapai adalah 324.387 orang dites per hari.
"Peningkatan kasus yang masih terjadi, dikarenakan masih besarnya penularan yang terjadi di masyarakat," kata dr. Nadia dalam keterangan tertulis, Rabu (14/7/2021).
Ia menjelaskan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 tahun 2021 tentang Penetapan PPKM Darurat Jawa-Bali telah ditetapkan target testing tiap kabupaten/kota. Untuk daerah dengan positivity rate kurang dari 5 persen rasio tes minimal 1 per 1000 penduduk per minggu. Bagi daerah dengan positivity rate 5 persen sampai kurang dari 15 persen rasio tes minimal 5 per 1000 penduduk per minggu. Bagi wilayah dengan positivity rate 15 persen sampai 25 persen rasio tes minimal 10 per 1000 penduduk per minggu, sedangkan untuk positivity rate 25% atau lebih rasio tes minimal 15 per 1.000 penduduk per minggu.
"Jumlah testing yang dilakukan terus bertambah di seluruh provinsi di Jawa Bali," ungkap dr. Nadia.
Ia menguraikan dalam 10 hari terakhir jumlah orang yang dites di Pulau Jawa dan Bali, baik dengan PCR maupun antigen, bertambah sekitar 2.300 orang per hari. Lebih dari setengah pertambahan harian yang dilaporkan berasal Jawa Timur (tambahan 807 tes per hari) dan DKI Jakarta (tambahan 634 tes per hari). Namun, baru DKI Jakarta yang mencapai target jumlah tes harian.
"Capaian rata-rata testing 124 kabupaten/kota PPKM Darurat 3-13 juli sebesar 33,61%. Hanya 11 kabupaten/kota di atas 90%, dan 15 kabupaten/kota 50-90%, sisanya di bawah 50%," rinci dr. Nadia.
"Adapun capaian tracing kontak erat/telusur masih jauh di bawah target, yaitu 15 kontak untuk setiap kasus terkonfirmasi. Sehingga upaya tracing perlu ditingkatkan dan dilaporkan," imbuhnya.
Pengukuran Tingkat Situasi Pandemi
dr. Nadia kembali menjelaskan untuk menentukan level situasi suatu wilayah, ada dua hal yang dibandingkan, yakni level transmisi penularan dengan kapasitas respons sistem kesehatan di wilayah tersebut. Dalam penentuan tingkat transmisi komunitas, Kemenkes menggunakan tiga indikator utama, yakni jumlah kasus, jumlah kasus rawat, dan jumlah kematian COVID-19 yang dihitung per 100.000 penduduk per minggu.
"Pemerintah telah menetapkan nilai-nilai ambang untuk masing-masing indikator untuk dapat mengkategorikan indikator-indikator tersebut ke dalam tingkat transmisi tertentu," katanya.
Untuk kapasitas respons kesehatan, dr. Nadia menyebut, hal itu dikategorikan memadai, sedang, atau terbatas berdasarkan tiga indikator, antara lain positivity rate dari testing dengan mempertimbangkan rasio testing, rasio kontak erat yang dilacak untuk setiap kasus, dan keterisian tempat tidur perawatan. Kementerian Kesehatan telah menetapkan nilai-nilai ambang untuk setiap indikator, dan kesimpulan tentang kapasitas respons di suatu wilayah diambil berdasarkan kapasitas respons terendah.
Ia menyampaikan berdasarkan asesmen tingkat provinsi tanggal 29 Juni 2021, sebelum PPKM Darurat diberlakukan, 4 dari 7 provinsi di Pulau Jawa dan Bali berada di level situasi 4, dan sisanya berada di level situasi 3. Jumlah provinsi yang berada di level situasi 4 bertambah menjadi 6 di tanggal 6 Juli, dan per tanggal 13 Juli kemarin seluruh provinsi di Pulau Jawa dan Bali berada di level situasi 4.
Dari 124 Kabupaten PPKM Darurat, terjadi peningkatan tingkat situasi, Level 4 yang pada 6 Juli terdapat 59 Kab/Kota, pada 13 Juli menjadi 73 Kabupaten/kota. Ia menekankan diperlukan upaya dan dukungan semua elemen masyarakat agar level situasi dapat menurun.
"Untuk informasi terkait asesmen situasi pandemic level provinsi dan kabupaten kota, bisa diakses di https://vaksin.kemkes.go.id/#/scprovinsi," terang dr. Nadia.
(mul/ega)