Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, varian Delta menjadi salah satu penyebab tingginya kematian akibat COVID-19 di RI.
Mengingat, varian ini memiliki potensi penularan yang amat cepat, lebih cepat dibandingkan variant of concern (VoC) lainnya yang ditemukan di Indonesia yakni Alpha atau B117 yang ditemukan di Inggris, Beta atau B1351 yang diidentifikasi di Afrika Selatan, dan varian Delta atau B1617.2 yang pertama kali ditemukan di India.
dr Nadia memaparkan, per 28 Juli 2021, Indonesia melaporkan 3.651 hasil sequencing dalam data base global dengan akselerasi sejak awal Januari 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Varian Delta yang saat ini menjadi perhatian banyak negara dikarenakan tingkat transmisi yang tinggi dan Indonesia telah melaporkan sebanyak 1.119 variant of concern dari 3.647 sampel yang sudah diperiksa," ujar dr Nadia dalam konferensi pers virtual, Rabu (28/7/2021).
"Varian Delta ini telah mendominasi sebesar 86 persen spesimen yang dilakukan sequencing dalam 60 hari terakhir yang berasal dari 24 provinsi sehingga dapat dikatakan, persebaran ini sudah hampir merata di Indonesia," lanjutnya.
Jadi penyebab tingginya kematian
Per Selasa (27/7/2021), Indonesia mencatat rekor kasus kematian tertinggi akibat COVID-19 sepanjang pandemi dengan penambahan sebanyak 2.069 kasus. Berlanjut pada Rabu (28/7/2021), data terbaru melaporkan kasus kematian sebanyak 1.824, sehingga total kematian akibat COVID-19 menjadi 88.659 kasus.
dr Nadia menyebut, temuan persebaran varian Delta yang sudah hampir rata di seluruh wilayah Indonesia menjadi penyebab besarnya penambahan kasus positif dan peningkatan kematian akibat COVID-19.
"Hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama bahwa potensi penularan di masyarakat akibat varian ini sangat tinggi dan menjadi salah satu faktor peningkatan kematian," pungkas dr Nadia.
(vyp/naf)











































