Ilmuwan WHO Klaim 'Pasien Nol' COVID-19 Mungkin dari Laboratorium Wuhan

Ilmuwan WHO Klaim 'Pasien Nol' COVID-19 Mungkin dari Laboratorium Wuhan

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 13 Agu 2021 11:04 WIB
Jakarta -

Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Peter Ben Embarek, mengklaim bahwa 'pasien nol' COVID-19 mungkin terinfeksi virus dari kelelawar saat bekerja di laboratorium.

Meski sempat menolak teori kebocoran laboratorium ini, kini Dr Embarek mengatakan itu bisa saja terjadi saat mengumpulkan kelelawar untuk penelitian yang dilakukan di laboratorium Wuhan, China.

"Seorang karyawan yang terinfeksi di lapangan dengan mengambil sampel termasuk dalam salah satu hipotesis yang mungkin," kata Dr Embarek yang dikutip dari Daily Star, Jumat (13/8/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di sinilah virus melompat dari kelelawar ke manusia. Dalam hal ini, itu bisa jadi berasal dari pekerja laboratorium, bukan dari penduduk desa atau orang lain yang sering melakukan kontak dengan kelelawar. Itu bisa jadi sebuah kemungkinan," lanjutnya.

Baik pihak WHO maupun Dr Embarek belum mengkonfirmasi atau menemukan bukti langsung yang menunjukkan bahwa virus COVID-19 berasal dari cara ini. Namun, Dr Embarek mengatakan diperlukan lebih banyak bukti untuk memastikan hipotesis ini.

ADVERTISEMENT

Institut Virologi Wuhan, tempat laboratorium itu berada, terletak dekat pasar makanan laut di Kota Wuhan tempat kasus pertama ditemukan. Laboratorium ini menjadi tempat khusus yang mempelajari virus Corona yang berbasis kelelawar, yang mirip dengan COVID-19.

Pada bulan Maret 2021 lalu, WHO yang bekerja sama dengan para ilmuwan China melakukan penyelidikan pertama. Hasilnya, mereka mengklaim virus mungkin muncul dari kelelawar dan menyebar ke hewan lain sebelum menular ke manusia.

Dalam penyelidikan tersebut, para ahli juga membantah teori spekulatif yang menyebut virus Corona itu bocor dari laboratorium di China, dan menggambarkan teori itu sangat tidak mungkin terjadi.

Dr Embarek juga mengklaim sulit bagi tim WHO untuk membahas teori laboratorium dengan pihak China. Itu yang menyebabkan belum adanya kesepakatan yang pasti soal asal-usul COVID-19.

"Sampai 48 jam sebelum kami menyelesaikan seluruh misi, kami masih belum memiliki kesepakatan bahwa kami akan berbicara tentang bagian laboratorium dari laporan. Jadi sampai akhir dibahas apakah itu harus dimasukkan atau tidak," pungkasnya.

(sao/up)

Berita Terkait