Hilang indra penciuman atau anosmia menjadi salah satu gejala khas COVID-19. Namun, apakah gejala ini selalu menandakan adanya infeksi virus Corona?
Menurut dokter spesialis patologi klinik di RSAB Harapan Kita, dr Yosanti Elsa K, SpPK, MKes, tes PCR merupakan gold standard dalam pemeriksaan COVID-19 karena tingkat sensitivitasnya yang tinggi. Namun, memang seseorang yang mengalami gejala hilang indra penciuman bisa saja hasil tes PCR-nya negatif.
Artinya, gejala hilang indra penciuman tak selalu menandakan infeksi virus Corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang sekarang kan bandingnya kalau nggak bisa cium atau anosmia, pasti COVID ya. Padahal sebetulnya COVID itu tidak selalu menyebabkan anosmia, dan anosmia juga bukan selalu COVID," kata dr Elsa dalam siaran Radio Kesehatan Kemenkes RI, Kamis (19/8/2021).
"Saya juga penyintas, tapi saya tidak merasakan adanya anosmia," lanjutnya.
Maka dari itu, dr Elsa mengimbau masyarakat agar lebih cermat lagi dalam memahami gejala COVID-19. Pasalnya, gejala penyakit ini sangat beraneka ragam, dari batuk, pilek, demam, nyeri kepala, hingga diare.
Apabila sudah melakukan beberapa kali tes COVID-19 dan hasilnya adalah tetap negatif, maka ada kemungkinan gejala hilang indra penciuman tersebut bukan disebabkan oleh virus Corona.
"Mungkin kalau memang dilakukan pemeriksaan COVID dan ternyata negatif, dan kita mau coba lagi, dan hasilnya negatif lagi, mungkin kita perlu konsul ke THT. Jangan-jangan bukan COVID, tapi gangguan saraf penciumannya," tutur dr Elsa.
(ryh/fds)











































