Heboh 'Vaksin Nusantara' dr Terawan Buka Pendaftaran, Ternyata Hoax!

Heboh 'Vaksin Nusantara' dr Terawan Buka Pendaftaran, Ternyata Hoax!

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 17 Sep 2021 07:31 WIB
Heboh Vaksin Nusantara dr Terawan Buka Pendaftaran, Ternyata Hoax!
Heboh 'vaksin Nusantara' besutan eks Menkes Terawan buka pendaftaran, ini faktanya. (Foto: Muhammad Ridho)
Jakarta -

Belakangan heboh di media sosial dan pesan berantai WhatsApp terkait dibukanya pendaftaran 'vaksin Nusantara' besutan eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Informasi viral mengajak warga yang ingin menerima 'vaksin Nusantara' melengkapi data diri untuk divaksinasi dengan teknologi dendritik yang diklaim ampuh melawan semua varian Corona termasuk varian Lambda hingga Delta Plus.

Dalam keterangan ajakan tersebut, publik diimbau mendaftar ke salah satu peneliti vaksin Nusantara yaitu Prof Chairul A Nidom. Faktanya, pesan berantai tersebut bukan berasal dari yang bersangkutan.

"Bukan berasal dari saya, saya tidak tahu siapa yang membuat kemudian dikaitkan dengan nama dan nomor handphone saya," tegas dia saat dikonfirmasi detikcom Kamis (16/9/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Prof Nidom mengaku banyak masyarakat yang mulai menanyakan kapan bisa menerima 'vaksin Nusantara'. Sebab, uji klinis sel dendritik diklaim sudah memasuki fase tiga dan tinggal menuju persetujuan dari pemerintah.

"Dari situ saya berinisiatif menampung bukan mendaftar, informasi diri mereka. Jika suatu saat ada izin atau restu pihak-pihak otoritas negara ini, tinggal pelaksanaan lapangan," jelas dia.

ADVERTISEMENT

"Sebagaimana diketahui vaknus sifatnya autologus, tapi tekniknya bisa dilakukan di mana saja," tutur Prof Nidom.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto juga menegaskan belum membuka pendaftaran 'vaksin Nusantara'.

"Informasi mengenai pendaftaran vaksin Nusantara tersebut adalah hoaks," tulis Kominfo.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI memastikan 'vaksin Nusantara' bisa diterima publik sebagai terapi berbasis pelayanan bukan sebagai vaksin COVID-19. Hingga kini keputusan pemerintah terkait uji klinis 'vaksin Nusantara' dihentikan karena sejumlah catatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam pelaksanaan uji Fase pertama.

"Di dalam penelitian ini juga ada profil khasiat vaksin yang jadi tujuan sekunder yang harus dijawab, karena bukan hanya aspek keamanan saja ya tapi juga ada di dalam tujuan sekunder tersebut adalah di mana juga penelitian ini harus menunjukkan profil khasiat vaksin yang menjadi tujuan sekunder," jelas Kepala BPOM Penny K Lukito saat rapat bersama Komisi IX DPR RI bulan Maret 2021.

Sementara narasi viral dalam pesan berantai WhatsApp dan media sosial bisa dilihat di halaman selanjutnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Yg minat gunakan Vaksin NUSANTARA silakan daftar ke prof Nidom,CA melalui nomor WA nya di : +62 811 xxx xxx dg mengirimkan data diri sbb :

Nama lengkap : .....

Umur : ....

Jenis kelamin: ....

Kota/provini domisili : ...

Tlp : ......

Utk pemetaan nantinya layanan di kota/Provinsi masing2

Tidak dipungut biaya alias GRATIS.....👍

Semoga Desember 2021 sdh bisa dilaksanakan secara masal di seluruh Puskesmas Indonesia, aamiin. KABAR BAIK !* Vaksin Nusantara Dengan Teknologi Dendritik Diklaim Ampuh 100% Hancurkan Semua Jenis Virus Corona (alpha, beta, delta, delta plus, lambda & jenis virus lainnya) :

• Efikasi: 100%• Efektivitas: 100%• Co-morbit: Aman• Wanita Hamil: Aman• Anak-Anak: Aman• Status kehalalan: Halal• Dosis Penyuntikan: 1x• Perlu Booster: Tidak• Menyuntikan mRNA: Tidak• Menyuntikan virus yg dilemahkan (vaksinasi): Tidak• Ada Zat Asing Yang Disuntikkan: Tidak (murni sel darah dari penerima suntikan)• Imunoterapi: Ya• Teknologi Digunakan: Dendritik Sel (Pertama di dunia teknologi Dendritic cell vaccine untuk Covid-19)• KIPI: 0%• Selesai Uji Tahap 3: Oktober 2021

Vaksin Nusantara Sudah Bisa Didapatkan Secara Pribadi/Menerima Permintaan Layanan Secara Individu*.

"Ini insya Allah AMAN, no KIPI no side effect jangka pendek maupun jangka panjang. Karena Nusantara sebenarnya bukan vaksin konvensional (memasukkan virus lemah atau benda asing buatan ke dalam tubuh manusia). Dia masuk kategori imunoterapi bukan vaksin, karena menyuntikan sel darah asli orang yg disuntik itu sendiri. Setelah sebelumnya sel darah tsb 'di-challenge/diadu' lawan campuran macam virus diluar tubuh. Darah yg disetting untuk menang tanding tadi dibersihkan lalu disuntikkan kembali ke dalam tubuh. Inilah yg disebut teknologi Dendritik Cell"

-Prof Nidhom---------------Silahkan bantu share seluas-luasnya.Selamatkan generasi bangsa dari vaksin buatan asing yg meragukan & berbahaya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)

Berita Terkait