Sering ngeden atau mengejan saat buang air besar atau menahan napas saat batuk-batuk? Hati-hati, dokter mengingatkan hal ini bisa memicu perdarahan otak.
Dokter bedah saraf dari Primaya Hospital Pasaar Kemis, dr Subrady Leo Soetjipto Soepodo, SpBS, menyebut kondisi saat ngeden dan menahan napas sebagai valsava manuver. Bagi yang punya risiko, kondisi ini bia membuat seseorang tiba-tiba tidak sadarkan diri.
"Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak," jelas dr Subrady dalam keterangannya pada wartawan, Minggu (26/9/2021).
"Valsava manuver atau mengedan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan napas," jelasnya.
Tapi tenang, tidak semua orang akan mengalami perdarahan otak gara-gara ngeden. Risiko ini bisa terjadi pada kondisi tertentu, yakni saat seseorang memang memiliki faktor risiko.
Apa saja faktor risikonya?
Menurut dr Subrady, ada beberapa penyebab pecahnya pembuluh darah antara lain aterosklerotik atau pembuluh darah yang mengeras. Selain itu juga bisa meningkat risikonya pada aneurisma, atau pembuluh darah yang melebar, serta fistula atau pembuluh darah yang bocor.
Faktor risikonya antara lain:
- Tekanan darah tinggi
- Obesitas
- Kolesterol tinggi
- Diabetes mellitus
- Asam urat tinggi
- Stroke
"Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dikontrol secara rutin akan berakibat fatal yang berujung pada pendarahan pada otak," jelasnya.
Penggunaan obat-obat tertentu seperti pengencer darah dan penyalahgunaan narkoba juga bisa meningkatkan risiko perdarahan otak. Demikian juga faktor usia, karena berbagai penurunan fungsi tubuh akan menurun saat lanjut usia.
Simak video 'Ramai Kabar Tukul Arwana Meninggal, Manajer Klarifikasi Itu Hoax!':