Mengenal Kratom, 'Narkotika' Asli Indonesia yang Diekspor ke Belanda

Mengenal Kratom, 'Narkotika' Asli Indonesia yang Diekspor ke Belanda

Vidya Pinandhita - detikHealth
Rabu, 29 Sep 2021 13:37 WIB
Mengenal Kratom, Narkotika Asli Indonesia yang Diekspor ke Belanda
Tanaman kratom. (Foto: Rachman_punyaFOTO)
Jakarta -

Tanaman kratom masih menuai kontroversi di Indonesia lantaran tergolong narkotika yang peredarannya dilarang undang-undang. Namun baru-baru ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalimantan Barat (Kalbar) mengekspor kratom sebagai komoditas bernilai tinggi, dari Pontianak menuju Belanda.

"Ini membuktikan bahwa memang untuk komoditi kratom merupakan komoditi yang bernilai ekonomi sangat tinggi. Didukung oleh rekan-rekan Bea Cukai dan yang terkait dengan lintas sektoral, tentunya yang membawahi sektor ekonomi," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri dan PKTN Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kalbar, Eko Darmawansyah, dikutip dari detikNews, Rabu (29/9/2021).

Terkait kontroversi kratom, Gubernur Kalbar Sutarmidji mengaku bakal menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, kratom sebagai komoditas unggul dari kabupaten Kapuas Hulu sebenarnya memiliki efek yang sama sekali berbeda dengan ganja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka bilang kratom itu zat adiktifnya empat kali dibandingkan ganja, tetapi saya katakan bahwa orang yang mengonsumsi kratom tidak berhalusinasi sedangkan mengonsumsi ganja pasti berhalusinasi, bahkan urine orang yang mengonsumsi kratom belum tentu positif," terangnya, Minggu (29/9/2021).

Ia juga menyebut daun kratom bisa digunakan sebagai kebutuhan farmasi dan kedokteran. Pasalnya, kratom bisa menjadi pengganti morfin untuk mengurangi rasa sakit bak obat bius.

ADVERTISEMENT

Namun di sisi lain, kratom masuk ke dalam golongan 1 narkotika. Daun ini diregulasi agar tidak dijual secara bebas ke masyarakat.

Badan Narkotika Nasional (BNN) memasukkan kratom ke dalam daftar yang dilarang untuk digunakan sebagai suplemen makanan dan obat tradisional.

Berikut fakta seputar kratom, dirangkum detikcom dari berbagai sumber:

1. Satu keluarga dengan kopi

Dikutip dari laman BNN, kratom tercatat masih satu famili dengan tanaman rubiaceae atau kopi-kopian. Kratom dikenal sebagai tumbuhan asli dari kawasan Asia Tenggara, banyak tumbuh di INdonesia, Thailand, Filipina, dan Papua Nugini.

2. Diyakini punya efek mengatasi kelelahan

Menurut laman BNN, warga sekitar sungai Kapuas sejak dulu biasa mengonsumsi daun kratom untuk meredakan rasa sakit serta mengatasi kelelahan.

Dikutip dari New Scientist, lantaran masih satu keluarga dengan kopi-kopian, kratom pada dosis rendah dapat memberikan efek berupa dorongan energi bak kafein. Menurut sebuah studi, kratom memberikan efek seperti meningkatkan relaksasi, kemampuan bersosialisasi, penghilang rasa sakit. Ada juga efek negatif seperti mual, muntah, pusing, dan menggigil.

Namun hingga kini, belum ada penelitian ilmiah yang cukup untuk menetapkan kratom efektif bekerja sebagai obat. Bahkan, sempat ada laporan kematian akibat penggunaan kratom yang dikombinasi dengan obat lain.

3. Digunakan sebagai obat

Daun kratom banyak disebut-sebut sebagai obat pencernaan. Mengacu pada penelitian oleh Asep Gana Suganda dari Sekolah Farmasi ITB pada 2019, kratom dimanfaatkan sebagai obat tradisional sejak dulu.

Misalnya di Bengkulu, daun kratom dikonsumsi untuk meredakan sakit perut, diare, bengkak, dan sakit kepala. Contoh lainnya di Sulawesi Barat, daun kratom digunakan untuk mengatasi buang air besar berdarah.

4. Ilegal

Pada 2016, Administrasi Penegakan Narkoba AS sempat mengumumkan rencana untuk mengkriminalisasi penggunaan kratom, namun kemudian dibatalkan. Sedangkan di Inggris, konsumsi kratom dilarang berdasarkan Undang-Undang Zat Psikoaktif 2016.

Sama halnya di Indonesia, jual-beli daun kratom dilarang. Pasalnya, daun ini diyakini memiliki tingkat bahaya 10 kali lebih tinggi dibanding ganja dan kokain.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Awas! Kepala BNN Peringatkan Modus Penyebaran Narkoba Makin Beragam"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)

Berita Terkait