Varian delta menjadi penyebab naiknya kasus COVID-19 di berbagai negara. Banyak orang mempertanyakan kemampuan masker untuk memberikan perlindungan terhadap jenis virus corona yang menyebar dengan cepat ini.
Dikutip dari Mayo Clinic, banyak hal telah berubah secara drastis sejak varian delta ditemukan. Varian yang lebih menular ini menjadi jenis virus corona baru yang paling umum di AS, dan menimbulkan risiko yang jauh lebih besar karena hampir dua kali lebih menular daripada jenis sebelumnya.
Sejak awal pandemi COVID-19, para ahli merekomendasikan berbagai macam masker mulai dari N95, masker bedah, dan masker kain.
Mempertimbangkan bahwa strain delta lebih berbahaya daripada semua strain SARS-CoV-2 sebelumnya, ada perdebatan yang sedang berlangsung tentang apakah masyarakat umum harus meningkatkan proteksi dari mengenakan masker kain menjadi menggunakan masker bedah atau respirator N95 di depan umum untuk mencegah transmisi dengan lebih baik.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) terus mempromosikan penggunaan masker kain sebagai bagian dari protokol keselamatan di tengah krisis kesehatan global. Faktanya, dalam panduan online, Badan Kesehatan Masyarakat tidak menyarankan penggunaan respirator N95 dan masker bedah oleh masyarakat umum.
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr Anthony Fauci juga tidak merekomendasikan penggunaan masker berkualitas lebih tinggi meskipun ada lonjakan kasus karena varian delta.
Pakar penyakit menular dari University of California, San Francisco, Dr Peter Chin-Hong, mengatakan kepada The Seattle Times bahwa penutup wajah kain masih berguna dalam keadaan tertentu.
Misalnya, individu yang divaksinasi lengkap dapat bergantung pada jenis masker kain jika mereka memasuki tempat umum dalam ruangan.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(Rita Puspita Rachmawati/up)