RI Tak Seambyar Singapura Saat Dihajar Corona, Pakar Singgung 'Super Immunity'

RI Tak Seambyar Singapura Saat Dihajar Corona, Pakar Singgung 'Super Immunity'

Vidya Pinandhita - detikHealth
Kamis, 21 Okt 2021 15:17 WIB
RI Tak Seambyar Singapura Saat Dihajar Corona, Pakar Singgung Super Immunity
Ilustrasi. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Pandemi COVID-19 Indonesia kini diklaim lebih baik dibanding sejumlah negara tetangga. Pakar menyebut, hal itu disebabkan imunitas dari vaksin COVID-19 dan imunitas natural dari infeksi virus Corona pada masyarakat Indonesia.

Misalnya di Australia, ahli epidemiologi Pandu Riono dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyebut salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah lamanya durasi lockdown. Berbeda dengan Indonesia, meski tanpa lockdown, vaksinasi digencarkan sembari infeksi virus Corona menciptakan imunitas natural.

"(Australia) terlalu lama lockdown, orang-orangnya tidak terekspos virus. Kalau semua tinggal di rumah, tidak ada interaksi antar manusia ya tidak menular. Tapi begitu mereka keluar dan vaksinasi belum menjangkau semua orang yang tadinya di rumah, maka dia akan menjadi korban karena virus masih ada," terangnya dalam diskusi daring, Kamis (21/10/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Di Indonesia) Orang yang terinfeksi sudah cukup banyak, sudah punya imunitas ditambah vaksin. Vaksin apa pun ternyata efektif. Vaksin Sinovac ternyata efektif. Orang yang sudah divaksin atau tadinya terinfeksi sudah divaksin, kadar imunitasnya juga tinggi. Kadang kita sebut super immunity," sambung Pandu.

Selain itu, Pandu meyakini penerapan PPKM berlevel sukses menekan penyebaran varian Delta yang sempat mendominasi. Dengan PPKM, varian yang diketahui menular dengan amat cepat ini dapat menurun secara cepat.

ADVERTISEMENT

"Kombinasi antara pembatasan kegiatan masyarakat yang mulai dengan PPKM Level 4, 3, 2 itu kemudian ada upaya vaksinasi dan sebagian sudah punya imunitas karena infeksi atau kombinasi keduanya. Maka itu yang membantu kenapa Indonesia paling rendah dibanding negara-negara lain," bebernya.

Simak video 'Kasus Corona di Dunia: AS Tertinggi, Indonesia Posisi ke-14':

[Gambas:Video 20detik]



Perihal Singapura, Pandu menjelaskan meski kasus COVID-19 Singapura terus menaik, angka kematiannya relatif rendah lantaran cakupan vaksinasinya tinggi.

"Kadang mereka antar Indonesia dan negara lainnya, misalnya New Zealand 5 kasus saja langsung lockdown. Kalau kita kan kasusnya ribuan, ratusan, puluhan. Ambang untuk melakukan keseriusan tapi ternyata yang mereka ingin lakukan zero kasus nggak mungkin tercapai karena ini penalaran yang sangat tidak sederhana," jelas Pandu.

"Akhirnya mereka menyerah, mereka mengikuti kita secara nggak langsung. Penularan tetap ada tetapi ditekan dengan upaya2 yang kita usahakan kita bisa tekan. Yang paling penting menekan kasus yang masuk rumah sakit dan meninggal dengan meningkatkan cakupan vaksinasi," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(vyp/naf)

Berita Terkait