Menyusul tiga kota di China, Moskow, menerapkan lockdown hingga 7 November mendatang untuk menekan lonjakan kasus COVID-19. Rusia diketahui mencatat lebih dari 40 ribu kasus harian baru, dan 1.159 orang meninggal dunia, per Kamis (28/10/2021).
Secara resmi, tercatat ada 8,4 juta kasus dan lebih dari 235 ribu kematian sejak pandemi merebak. Meski begitu, badan statistik resmi Rosstat menilai angka kematian sebenarnya lebih tinggi, hingga Oktober ada 400.000 kematian akibat COVID-19.
Pakar independen mengatakan pihak berwenang Rusia sangat meremehkan angka virus corona di negara itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lockdown Moskow
Lockdown diterapkan lebih ketat ketimbang aturan lockdown pertama diterapkan, yaitu Juni 2020. Gerai ritel, restoran, tempat olahraga dan hiburan, sekolah dan taman kanak-kanak semuanya akan ditutup.
Hanya toko yang menjual makanan dan obat-obatan hingga kebutuhan pokok lain yang diizinkan tetap buka.
Berdasarkan laporan AFP, banyak yang berencana liburan berbayar yang dipesan Putin pekan lalu dari 30 Oktober hingga 7 November untuk pergi berlibur, dengan melonjaknya permintaan tiket pesawat ke Turki dan Mesir dan walikota Sochi bersiap untuk masuknya turis.
Orang-orang Moskow tidak diperintahkan untuk tinggal di rumah dan kota tetap penuh sesak, dengan banyak masker di atas. Rumah sakit di ibu kota juga diterpa kasus COVID-19.
Tingkat vaksinasi di Rusia
Terlepas dari ketersediaan vaksin Sputnik V Rusia, banyak yang ragu mendapatkan vaksin COVID-19, dan hanya 32 persen dari populasi yang divaksinasi penuh, menurut situs web Gogov yang melacak angka COVID.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyesalkan keengganan warga Rusia untuk divaksinasi. Para ahli telah mendesak pemerintah Rusia untuk membentuk sebuah kelompok untuk melakukan kampanye dan fokus secara luas pada daerah tetapi pesan itu sebagian besar tidak diindahkan.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)











































