Guna mencegah penyebaran COVID-19, pemerintah terus menggalakkan upaya vaksinasi nasional. Dalam program tersebut, ada banyak jenis vaksin yang digunakan di antaranya AstraZeneca dan Pfizer.
Keduanya telah mengantongi izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan POM. AstraZeneca mendapatkannya pada Maret lalu, sedangkan Pfizer di bulan Juli.
Sama seperti vaksin lainnya, AstraZeneca dan Pfizer memiliki efek samping yang berbeda. Merangkum dari laman CNBC Indonesia, ini dia efek samping pada vaksin AstraZeneca dan Pfizer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AstraZeneca
Saat konferensi pers penerbitan EUA Maret lalu, Kepala Badan POM Penny Lukito memaparkan deretan efek samping pada penggunaan vaksin AstraZeneca. Berdasarkan laporan studi klinis, vaksin ini umumnya bersifat sedang dan radang.
Penny mengatakan efek samping yang sering dilaporkan adalah reaksi lokal nyeri saat ditekan, nyeri, kemerahan, gatal dan pembengkakan. Ada juga reaksi sistemik, misalnya kelelahan , sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, mual, dan muntah.
Pfizer
Sementara Pfizer juga punya berbagai macam efek samping. Seperti nyeri di tempat suntikan, kelelahan, dan nyeri otot. Ada kemungkinan juga merasakan efek samping menggigil, nyeri sendi, serta demam.
Namun efek yang paling banyak dirasakan yaitu fatigue atau lelah, baik pada penerima vaksin usia 12 sampai 15 tahun, maupun di rentang usia 18 sampai 55 tahun. Selain itu, sebagian besar penerima vaksin Pfizer juga melaporkan efek sakit kepala usai penyuntikan.
(fhs/fhs)










































