Riset: Antibodi Penyintas COVID-19 Bertahan Selama 10 Bulan

Riset: Antibodi Penyintas COVID-19 Bertahan Selama 10 Bulan

Jihaan Khoirunnissa - detikHealth
Selasa, 02 Nov 2021 11:33 WIB
Riset: Antibodi Penyintas COVID-19 Bertahan Selama 10 Bulan
Foto: Getty Images/rudi_suardi
Jakarta -

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Nature Microbiology menunjukkan antibodi penyintas COVID-19 dapat bertahan selama 10 bulan setelah terinfeksi dan belum mendapatkan vaksin. Penelitian ini dilakukan pada 38 pasien dan petugas kesehatan di Rumah Sakit St Thomas.

Dari jumlah tersebut, terungkap 18 orang dari 19 pasien mempertahankan tingkat antibodi yang terdeteksi 10 bulan setelah terinfeksi. Ketua penelitian, Dr Katie Doores dari School of Immunology & Microbial Sciences mengatakan timnya juga menguji bagaimana antibodi yang diciptakan untuk melawan varian spesifik SARS-CoV-2 merespons varian lainnya. Mereka melihat varian asli SARS-CoV-2, serta varian alfa, beta, dan delta.

Hasilnya didapatkan antibodi dari varian SARS-CoV-2 spesifik mampu menghasilkan respons kuat terhadap infeksi dari varian mereka sendiri. Sayangnya, antibodi tersebut kurang efektif untuk melawan varian yang berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, mutasi pada varian baru SARS-CoV-2 (alpha, beta, delta) telah menimbulkan kekhawatiran terkait efektivitas vaksin yang dikembangkan untuk menargetkan varian SARS-CoV-2 asli terhadap varian baru, dan apakah vaksin baru harus dirancang terhadap varian ini.

"Penelitian ini memberikan wawasan unik tentang respons antibodi penetral silang yang disebabkan oleh varian SARS-CoV-2 yang berbeda," kata Dr Liane Dupont dikutip dari laman CNBC Indonesia, Selasa (2/11/2021).

ADVERTISEMENT

Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan ada perbedaan protein lonjakan pada varian alfa, beta, dan delta. Artinya, vaksin yang dirancang di sekitar salah satu varian baru ini mungkin kurang efektif terhadap varian lain.

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya, yang juga dipimpin oleh Dr Katie Doores yang mengamati respons antibodi COVID-19 dalam waktu 3 bulan.

"Penelitian ini dimungkinkan karena kolaborasi erat dengan rekan klinis di Rumah Sakit St Thomas yang mampu mengurutkan virus yang menginfeksi pasien yang dirawat di rumah sakit," pungkas Dr Katie Doores.




(ega/ega)

Berita Terkait