Peningkatan tersebut terlihat di sejumlah kabupaten dan kota Jawa Bali yang mulai mencatat peningkatan kasus COVID-19 dan perawatan mingguan. Terlebih, di Jawa-Bali, ada 29 persen kabupaten/kota yang menunjukkan tren tersebut.
Sementara 34 persen kabupaten dan kota mencatat kenaikan perawatan COVID-19 dibandingkan pekan lalu.
"Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru). Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi Periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021," beber Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Senin (15/11/2021).
Di sisi lain, Luhut mengingatkan risiko daerah yang belum mencapai target vaksinasi COVID-19. Misalnya, di Jawa Bali, masih ada 47 persen kabupaten kota yang cakupan vaksinasi lansia di bawah 50 persen.
Sementara 75 persen kabupaten dan kota di Jawa Bali mencatat vaksinasi dosis kedua di bawah 50 persen.
"Lebih rinci lagi, masih ada 16 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang cakupan vaksinasi umum dan lansia dosis 1 yang masih di bawah 50 persen," tambahnya.
Dua hal tersebut yang kemudian menjadi kekhawatiran pemerintah terkait potensi lonjakan kasus COVID-19 yang bisa terjadi.
"Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan Protokol Kesehatan utamanya di tempat kerumunan," sambung Luhut.
"Selain itu pemerintah akan terus menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansia nya masih di bawah 50 persen," pungkas dia.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(naf/naf)