Studi: Indra Penciuman Jutaan Pasien COVID-19 Tak Pulih

ADVERTISEMENT

Studi: Indra Penciuman Jutaan Pasien COVID-19 Tak Pulih

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Sabtu, 20 Nov 2021 06:36 WIB
Mengembalikan Indra Penciuman Saat Isolasi Mandiri di Rumah
Indra penciuman pasien COVID-19 banyak yang tak pulih. (Foto: iStock)
Jakarta -

Kondisi long COVID-19 atau gejala sisa usai tertular virus Corona menjadi perhatian banyak peneliti. Salah satu studi memperkirakan indra penciuman jutaan pasien COVID-19 tak membaik selama berbulan-bulan usai pulih.

Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Otolaryngology-Head & Neck Surgery memperkirakan antara 700 ribu hingga 1,6 juta orang di AS yang mengidap COVID-19 telah kehilangan atau mengalami perubahan indra penciuman yang telah berlangsung selama lebih dari 6 bulan.

Meski akhirnya banyak yang pulih, tapi tidak sedikit yang indra penciumannya tak pernah membaik. Peneliti menganggap ini sebagai masalah yang serius.

Sebagai perbandingan, sebelum pandemi hanya 13,3 juta orang dewasa yang berusia 40 tahun ke atas yang mengalami olfactory dysfunction (OD) atau disfungsi penciuman dan disfungsi penciuman kronik (COD).

"Data ini menunjukkan kekhawatiran kesehatan masyarakat yang muncul tentang OD dan kebutuhan mendesak untuk penelitian yang berfokus pada pengobatan COD COVID-19," kata studi tersebut dikutip dari CNN.

Pada tahun lalu, studi lain menemukan bahwa 72 persen orang dengan COVID-19 memulihkan indra penciumannya setelah sebulan, tetapi bagi sebagian orang, prosesnya bisa lebih lambat.

Kehilangan penciuman mungkin terdengar sepele dibandingkan gejala long Covid lainnya seperti kelelahan kronis dan masalah jantung atau paru. Padahal, kehilangan penciuman juga bisa membahayakan. Orang yang kehilangan penciuman lebih mungkin makan makanan yang basi dan mengalami depresi.

"Ini termasuk beban penyakit yang akan kita hadapi selama beberapa dekade," menurut John Hayes, direktur Pusat Evaluasi Sensorik di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Penn State.

Hayes mengatakan penelitiannya dengan pasien COVID-19 telah menunjukkan bahwa mereka telah ada tiga jenis gangguan penciuman jangka panjang yang berbeda.

Pertama, kemampuan indra penciuman yang berkurang. Kedua, indra penciuman yang mati. Ketiga, mencium hal-hal yang tidak ada seperti bahan kimia atau terbakar.

"Ini benar-benar terkait dengan nafsu makan dan hubungan sosial, seperti orang yang kehilangan indra penciumannya mungkin tidak dapat mendeteksi jika mereka memiliki bau badan, dan juga dapat memengaruhi pola makan," beber Hayes.



Simak Video "Peringatan Ahli soal Tsunami Long Covid-19 di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT