Viral TikTok Kemnaker Soal Gaji Vs Mental Health, Ini Kata Psikolog

Viral TikTok Kemnaker Soal Gaji Vs Mental Health, Ini Kata Psikolog

Vidya Pinandhita - detikHealth
Senin, 22 Nov 2021 15:32 WIB
Viral TikTok Kemnaker Soal Gaji Vs Mental Health, Ini Kata Psikolog
Foto: Tangkapan layar dari akun Tiktok Kementerian Ketenagakerjaan (@kemnaker)
Jakarta -

Sebuah konten Tiktok akun resmi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) viral di media sosial. Dalam video tersebut tertulis pilihan 'gaji gede mental health down' atau 'gaji kecil mental health baik'.

"Hidup itu adalah pilihan. Jangan lupa mental kita juga harus tetap dijaga ya Rekanaker. Gaji besar pasti tanggung jawab juga akan lebih besar," tertulis dalam keterangan video tersebut, dikutip detikcom, Senin (22/11/2021).

Video tersebut ramai menuai komentar netizen, khususnya di linimasa Twitter. Di antaranya mempermasalahkan relevansi gaji dengan kesehatan mental, serta bagaimana kesehatan mental kerap dipengaruhi oleh perlakuan tempat bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi, founder dari pusat konsultasi Anastasia and Associate, menjelaskan pada dasarnya memang terdapat hubungan antara gaji dengan kondisi mental. Sebab kerap kali, gaji yang terlalu kecil dan tidak seimbang dengan beban kerja membuat karyawan tak bisa melakukan aktivitas pelepas stres, misalnya di akhir pekan.

"Apalagi sekarang kita sering temui orang yang mengalami burnout bekerja, merasa beban kerjanya makin lama makin banyak, atau ada kejenuhan. Misalnya ada politik di kantor dan itu tidak diimbangi dengan sesuatu yang bisa memotivasi mereka yaitu gaji kalau kita ngomongin karyawan," terangnya pada detikcom, Senin (22/11/2021).

ADVERTISEMENT

"Tentu saja bisa berpengaruh terhadap cara mereka bersenang-senang nantinya sehingga kondisi mental bisa jauh lebih tidak baik. Sudah bekerja lelah sekali, tekanan kerja banyak, waktu banyak tersita, kemudian gaji tidak memadai menjadi halangan alternatif coping stres," sambungnya.

Namun dalam video Tiktok Kemenaker, justru disebutkan bahwa gaji yang besar menimbulkan 'mental health down'. Sebaliknya, gaji yang kecil menimbulkan mental health baik. Lantas, apakah psikolog membenarkan bahwa orang dengan gaji lebih besar lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental?

"Ada banyak faktor kemungkinan orang menilai seperti itu, antara dengan gaji yang semakin lama semakin besar orang punya motivasi atau terpacu untuk melakukan sesuatu lebih baik supaya mendapatkan income yang juga lebih baik sehingga sering lupa dan mengabaikan kesehatan mental," jawab Sari.

"Sedangkan dengan gaji kecil, merasa tidak ada yang perlu diupayakan karena gajinya hanya segitu. Dia lebih memiliki untuk nothing to lose, jadi seadanya saja tidak termotivasi. Itu bisa juga ada," sambungnya.

Namun, Sari menegaskan setiap orang bisa memiliki banyak faktor berbeda di balik kondisi kesehatan mental. Selain faktor ekonomi seperti gaji, faktor genetik, klinis, psikososial, serta sistem dan manajemen di tempat kerja juga bisa berpengaruh.

"Tidak bisa ditarik simpulan ini berlaku untuk semua orang. Kondisi-kondisi itu mungkin di beberapa kelompok sosial atau di beberapa orang berlaku, tapi itu mungkin tidak bisa dikatakan untuk semua orang lainnya karena setiap orang berbeda," jelasnya.

"Tapi itu mungkin bisa menjadi salah satu landasan berpikir kenapa orang bisa sampai pada simpulan di Tiktok itu," pungkas Sari.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Pentingnya Peduli dengan Kesehatan Mental Diri Sendiri"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Berita Terkait