Kemampuan varian Omicron untuk menular dan menyebabkan reinfeksi diprediksi ahli akan mengalahkan dominasi varian Delta. Ini artinya kemungkinan jalan pandemi COVID-19 bisa mengalami perubahan.
Ahli epidemiologi dari Stellenbosch University, Jody Boffa, mengatakan butuh waktu sekitar dua minggu bagi COVID-19 varian Omicron mendominasi di Afrika Selatan. Dalam kurun waktu tersebut sebagian sampel COVID-19 yang diperiksa berubah dari yang tadinya banyak varian Delta menjadi varian Omicron.
Bukti-bukti studi ilmiah yang terkumpul saat ini belum bisa memastikan apakah tingkat keparahan gejala varian Omicron berbeda dari varian lain. Hanya saja studi menunjukkan pada orang yang sudah divaksinasi atau memiliki kekebalan gejalanya cenderung ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli biologi evolusi dari University of British Columbia, Sarah Otto, mengatakan apa yang jadi kekhawatiran adalah ancaman pada kelompok yang berisiko tinggi. Ini mengingat kemampuan varian Omicron dalam menyebar termasuk pada orang yang sudah divaksinasi.
Dengan kemampuan tersebut varian Omicron disebut punya kemungkinan lebih tinggi untuk mencapai kelompok yang belum terlindungi.
"Jika semua yang terinfeksi tidak berakhir dengan gejala yang parah maka kita beruntung. Tapi kan kita tidak tahu apakah itu yang akan terjadi," kata Sarah seperti dikutip dari CBC, Selasa (14/12/2021).
"Bahkan bila tingkat keparahannya hanya setengah di antara orang yang belum divaksinasi, ini masih terlalu parah. Jadi bila kasus di antara orang yang belum divaksinasi meroket, kita bisa melihat kejadian rumah sakit yang kewalahan di bulan pertengahan Januari," lanjutnya.
(fds/up)











































