.webp)
Satu lagi negara ASEAN yang melaporkan kasus infeksi varian Omicron, yaitu Filipina. Departemen Kesehatan (DOH) setempat langsung mendeteksi dua kasus impor Omiron yang pertama terjadi di negara tersebut.
Dua kasus tersebut terdeteksi dari 48 sampel yang di-sequence pada Selasa (14/12/2021). Kedua pasien tersebut kini tengah menjalani isolasi di fasilitas karantina.
Pihak departemen kesehatan mengatakan salah satu pasien adalah warga negara Filipina, yang baru tiba dari Jepang dengan penerbangan Philippine Airlines pada 1 Desember.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia saat ini tidak menunjukkan gejala tetapi memiliki gejala pilek dan batuk pada saat kedatangan," kata pihak departemen kesehatan yang dikutip dari Straits Times, Rabu (15/12/2021).
Pasien yang terinfeksi varian Omicron lainnya diketahui merupakan warga negara Nigeria. Ia baru tiba dari Nigeria pada 30 November 2021 melalui penerbangan Oman Air.
"Statusnya saat ini juga tanpa gejala," tambahnya.
Selain Filipina, beberapa negara ASEAN juga sudah melaporkan adanya kasus varian Omicron, yaitu:
- Malaysia
- Singapura
- Kamboja
- Thailand
Hingga saat ini, masih ada beberapa negara ASEAN yang belum melaporkan adanya kasus varian Omicron. Negara tersebut yaitu Brunei Darrusalam, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia.
Meski begitu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui bahwa varian Omicron ini tidak bakal 100 persen bisa dicegah masuk ke Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah laju penularan varian Omicron ini lebih tinggi.
"Transmissibility atau laju penularan Omicron tinggi. Lebih tinggi dan lebih cepat daripada varian Delta. Kita bisa lihat di Afrika Selatan, mereka sudah lebih besar dari Delta," ujar Menkes dalam Raker Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan RI, Selasa (14/12/2021).
Selain itu, Menkes juga menyebut adanya kemungkinan Omicron mampu menghindari imunitas dari vaksin COVID-19, baik vaksin berbasis mRNA seperti Moderna dan Pfizer, atau AstraZeneca.
(sao/up)
