Kecepatan penularan COVID-19 varian Omicron masih jadi sorotan. Organisasi Kesehatan Dunia WHO menyebut dalam 1,5 hari hingga 3 hari, jumlah kasusnya meningkat dua kali lipat.
Dalam pernyataan terbaru, WHO menyebut Omicron sudah menyebar ke 89 negara di dunia. Dikutip dari Reuters, WHO menyebut risiko penularan lebih cepat terjadi pada area yang sudah mengalami transmisi komunitas.
Para ilmuwan belum benar-benar yakin seberapa bahaya varian ini, tetapi data awal menunjukkan varian ini bisa lebih kebal terhadap vaksin dan yang pasti lebih menular dibanding varian sebelumnya, termasuk varian Delta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data masih sangat terbatas terkait keparahan klinis Omicron," kata WHO dalam pernyataan terbarunya, dikutip dari Aljazeera.
Pada Jumat (17/12/2021), sebuah penelitian di Imperial College London yang belum ppeer-reviewed mengatakan risiko reinfeksi dengan Omicron lebih dari 5 kali lebih tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan tingkat keparahannya tidak lebih ringan daripada varian Delta.
Temuan ini berkebalikan dengan klaim sejumlah ilmuwan di Afrika Selatan yang menyebut Omicron tidak membebani sistem kesehatan mereka.
(up/up)











































