Varian Omicron sudah masuk Indonesia. Kasus pertama ditemukan pada seorang pekerja kebersihan Wisma Atlet berdasarkan hasil tes, Rabu (15/12/2021).
Kemudian pada Sabtu (18/12/2021), Kementerian Kesehatan melaporkan dua kasus baru varian Omicron. Kedua kasus tersebut merupakan kasus impor, terjadi pada pelaku perjalanan dari Amerika Selatan dan Inggris.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut tidak menemukan kasus transmisi komunitas varian Omicron, meski diketahui pasien pertama varian Omicron di Wisma Atlet tak memiliki riwayat perjalanan luar negeri.
Berikut rangkuman detikcom terkait sederet kemungkinan asal-usul tiga kasus varian Omicron pertama di RI:
1. Penularan lokal
Menkes menyebut, pasien pertama varian Omicron di Wisma Atlet tak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Akan tetapi, ia menegaskan hingga saat ini belum ada bukti telah terjadi transmisi komunitas varian Omicron.
Terdapat kemungkinan, pasien tersebut terpapar varian Omicron dari penghuni Wisma Atlet, mengingat pasien banyak menghabiskan waktu bekerja di tempat tersebut.
"Petugas pembersih ini tidak memiliki histori perjalanan luar negeri. Tetapi kita belajar dari Hong Kong, memang terjadi juga seperti itu. Karena dia melayani pasien sehingga akibatnya dia tertular," ujar Menkes dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12/2021).
"Orang yang tertular ini kebetulan tinggal di asrama Wisma Atlet sehingga kita isolasi di asrama. Sampai sekarang belum kita lihat adanya transmisi komunitas," sambungnya.
2. Dua kasus impor
Sedangkan dua kasus baru yang dilaporkan Kemenkes, Sabtu (18/12/2021), diketahui adalah kasus impor. Pasien pertama adalah pria yang baru tiba dari Amerika Selatan, sementara pasien kedua baru tiba dari Inggris.
"Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet," terang juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi seperti dikutip dari laman Kemenkes RI, Sabtu (18/12/2021).
3. Prediksi sudah ada kasus tak terdeteksi
Di lain kesempatan, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut transmisi komunitas varian Omicron di Indonesia hanyalah masalah waktu. Pasalnya, varian ini memiliki kemampuan penularan lebih cepat dibanding varian Corona lainnya. Diketahui, varian Omicron bisa bereplikasi 70 kali lebih cepat di saluran napas daripada varian Delta.
"Potensi ini di komunitas masalah waktu, karena sekali lagi kemampuan pola eksponensial growth dari Omicron ini luar biasa jauh lebih cepat daripada Delta," beber Dicky kepada detikcom Kamis (16/12/2021).
"Bukan berarti aman, itu berarti memberikan kita banyak waktu untuk mempersiapkan diri, faskes disiapkan, booster disegerakan, dan sekarang lacak setidaknya satu minggu terakhir yang keluar dari fasilitas karantina ini ke mana saja cari tahu," pesan dia.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/up)