Jumlah pelaku perjalanan internasional yang masuk ke wilayah Indonesia meningkat menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2022. Untuk itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap pemerintah terus memberi perhatian, apalagi dengan adanya penyebaran COVID-19 yang mulai meningkat karena varian Omicron.
"Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk," kata Budi dikutip dari laman Kemenkes, Rabu (22/12/2021).
Dengan adanya catatan peningkatan pelaku perjalanan dari LN ini, Budi mengatakan pemerintah bergegas melakukan inventarisir sekaligus pengetatan pemeriksaan di seluruh pintu masuk negara. Baik darat, laut, maupun udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua sudah kita amati dan dites menggunakan PCR serta WGS. Ternyata pintu masuk laut dan darat jauh lebih tinggi positivity ratenya dibandingkan udara," ungkapnya.
Berdasarkan temuan ini, Budi mengaku pihaknya serta TNI, Polri dan Kemendagri akan memperkuat surveilans dan karantina di pintu masuk darat dan laut.
Menurutnya, peningkatan kewaspadaan ini diberlakukan seiring adanya temuan kasus pertama Omicron di Indonesia pada Rabu (15/12). Varian ini diketahui menyerang petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet berinisial N yang penularannya diduga berasal dari WNI yang baru tiba dari Nigeria pada 27 November lalu. Keduanya telah di karantina di Wisma Atlet dan sudah dinyatakan negatif.
Pada 17 Desember, pemerintah kembali mengonfirmasi 2 kasus positif varian Omicron yang berasal dari hasil pemeriksaan 5 kasus probable. Keduanya merupakan WNI yang baru saja kembali dari Inggris dan Amerika Serikat.
"Karenanya kita perlu memperketat kedatangan luar negeri kita dan karantina agar kasus-kasus yang datang dari Nigeria, London, dan Amerika bisa terus kita jaga," tegasnya.
Di samping pengetatan pintu masuk negara, Budi mengatakan pihaknya terus menggenjot vaksinasi COVID-19 untuk mengejar target WHO, yakni 40% dari dari total populasi. Per hari ini, diketahui cakupan vaksinasi dosis lengkap di Indonesia sudah berhasil memenuhi target WHO.
"Sampai hari ini, total masyarakat yang sudah kita suntikkan dosis lengkap (fully vaccinated) mencapai 108.412.315 orang atau 40,12%. Artinya kita lebih cepat dari target yang ditetapkan WHO," pungkasnya.
Budi menambahkan vaksin terbaik adalah vaksin yang saat ini tersedia, sehingga ia meminta masyarakat tidak perlu ragu untuk mengakses lokasi dan pelayanan vaksinasi COVID-19. Menurutnya, semakin banyak orang yang mendapatkan vaksinasi COVID-19 maka semakin banyak orang yang terlindungi.
Ia juga menegaskan bahwa kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan tetap menjadi kunci utama dalam mencegah penularan COVID-19. Oleh karena itu, Budi mengingatkan agar keduanya dapat berjalan beriringan sebagai solusi jitu mengakhiri pandemi COVID-19.
(ega/ega)











































