Varian B.1.640.2 yang disebut varian 'IHU' mendadak jadi sorotan lantaran dikhawatirkan lebih berbahaya ketimbang varian Omicron. Pasalnya, para peneliti Prancis dari institut IHU Mediterranee Infection menemukan jumlah mutasi varian 'IHU' sangat banyak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri memasukkan varian 'IHU' dalam kategori variant under monitoring atau VuM, artinya risiko dari varian tersebut masih perlu dianalisis lebih lanjut dan tengah dipantau. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban ikut menyoroti kekhawatiran varian 'IHU' ketimbang Omicron.
"Terlalu dini untuk mengkhawatirkan IHU, masih diselidiki WHO," cuit dia dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (6/12/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Zubairi menilai banyaknya mutasi dalam varian 'IHU' yang memicu dugaan varian lebih kebal pada vaksin.
"Mengandung 46 mutasi, diduga lebih kebal terhadap vaksin," sambungnya.
Ia mengingatkan, sejauh ini varian 'IHU' baru ditemukan di Prancis dengan total 12 kasus di Marseille.
Hal senada disampaikan ahli epidemiologi Federation of American Scientist, Eric Feigl-Ding. Varian 'IHU' yang menjadi varian baru Corona belum tentu lebih berbahaya.
"Varian baru akan terus ditemukan, tetapi bukan berarti varian itu akan lebih berbahaya," tulis Feigl-Ding dalam akun Twitternya, Selasa (4/1/2022).
(naf/up)











































