Belum beres urusan varian Omicron, baru-baru ini geger kemunculan varian B.1.640.2 atau varian IHU yang memiliki 46 mutasi. Baru-baru ini, varian tersebut muncul di Marseilles, Prancis, meski sebenarnya sudah teridentifikasi di tempat lain sejak September 2021.
Nama varian IHU sendiri bukan merupakan nama resmi, melainkan disematkan dari nama lembaga yang melaporkannya di Prancis yakni IHU Mediterranee Infection. Lazimnya, organisasi kesehatan dunia (WHO) menggunakan alfabet Yunani untuk menamai varian COVID-19 yang masuk kategori tertentu.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Indonesia menegaskan, hingga kini Whole Genome Sequencing (WGS) belum mendeteksi adanya varian tersebut di Indonesia.
"Varian IHU belum ditemukan di Indonesia ya," terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi detikcom, Kamis (6/1/2022).
Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian IHU sebagai Variant Under Monitoring (VuM). Artinya, varian tersebut kini dalam penelitian dan pengawasan dan karenanya belum diberi nama seperti halnya varian Delta dan Omicron.
Disebut-sebut kebal dari vaksin COVID-19
Sejumlah sumber menyebut varian IHU kebal dari perlindungan vaksin COVID-19. Menanggapi itu, dr Nadia meminta masyarakat untuk menunggu hasil kajian dan analisis beragam kasus global dari WHO.
Namun umumnya, semua jenis vaksin COVID-19 memiliki efikasi untuk melawan virus Corona, termasuk terhadap beragam varian virusnya. dr Nadia menegaskan, masyarakat sebaiknya tidak mudah percaya dengan informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan.
"Semua vaksin memiliki efikasi untuk tetap melawan virus COVID-19 termasuk variannya ya," beber dr Nadia.
Simak Video "Dugaan Motif Ilmuwan Penemu Vaksin Covid-19 Dibunuh"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)