Baru-baru ini, ilmuwan mengidentifikasi adanya varian baru yang dijuluki 'Deltacron' yang disebut gabungan dari varian Delta dan Omicron.
Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, Dr Leondios Kostrikis, mengatakan strain ini disebut sebagai 'Deltacron' karena ada tanda genetik mirip Omicron yang berada di dalam genom varian Delta.
Dalam sebuah wawancara, Dr Kostrikis mengatakan varian ini pertama kali dideteksi di antara penumpang maskapai yang tiba di bandara Siprus. Menurutnya, temuan timnya ini menunjukkan bahwa varian tersebut beredar di negara lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu-satunya hal yang kami tahu pasti adalah bahwa kami telah mengidentifikasi Deltacron pada orang-orang yang datang dari bandara," kata Dr Kostrikis yang dikutip dari The National News, Senin (10/1/2022).
"Saya tidak berpikir varian ini terbentuk (pertama kali muncul) di Siprus," lanjutnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tim yang dipimpin Dr Kostrikis yang bekerja sama dengan kementerian kesehatan setempat, ditemukan adanya sekitar 25 kasus varian Deltacron.
"Ada frekuensi yang lebih tinggi dari mutasi ini pada orang yang dirawat di rumah sakit, dan itu tidak acak. Tetapi, terlalu dini untuk mengatakan apakah itu lebih menular atau mematikan," beber dia.
Saat ini, Dr Kostrikis mengungkapkan varian Corona yang mendominasi di Siprus adalah varian Omicron, dengan hampir 70 persen orang didiagnosis varian ini. Ia dan timnya masih terus memantau seberapa besar Omicron bisa menjadi varian yang dominan dan mengambil alih varian lainnya.
Tim peneliti juga bekerja sama dengan dokter untuk memeriksa gejala apa saja yang dikeluhkan pasien Deltacron. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi gejala umum dan pengaruhnya terhadap pasien yang telah divaksinasi.
"Ketika kami melakukan analisis statistik, kami menemukan bahwa jenis tertentu (Deltacron) ini sebagian besar ditemukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Yang bisa kita tafsirkan hanya ada keterkaitannya, meski kita belum tahu dinamikanya," kata Dr Kostrikis.
"Fakta bahwa kami menemukan urutan dengan jumlah mutasi Omicron yang berbeda menunjukkan bahwa ada tekanan evolusioner independen dalam strain Delta leluhur untuk memperoleh mutasi Omicron," pungkasnya.
(sao/kna)











































