.webp)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui 5 jenis vaksin COVID-19 sebagai booster untuk digunakan mulai 12 Januari mendatang. Salah satu alasan pemberian booster adalah menurunnya antibodi setelah pemberian vaksinasi primer.
Hal ini disampaikan Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers, Senin (10/1/2022). Hal itulah yang mendorong pemberian booster di sejumlah negara, termasuk di Indonesia.
"Data dari imunogenisitas dari pengamatan uji klinis menunjukkan penurunan kadar antibodi yang signifikan, menurun sampai dibawah 30 persen terjadi setelah enam bulan vaksin primer yang lengkap," ujar Penny.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut Penny menjelaskan, data hasil uji klinis terkait penurunan antibodi pihak BPOM menganjurkan adanya pemberian vaksin tambahan atau booster.
"Diperlukan pemberian vaksin booster atau dosis lanjutan untuk meningkatkan imunogenisitas guna meningkatkan vaksin yang menurun," terang Penny.
Selaras dengan Penny, Prof Dr dr Sri Rezeki Hadinegoro, SP. A(K), ketua ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) pada kesempatan yang sama juga membeberkan alasan kuat di balik program vaksinasi booster yang diperlukan masyarakat Indonesia.
"Dalam enam bulan antibodi kita sudah menurun dan ini menjadi keprihatinan kita, apakah kita masih kuat menahan penularan dari SARS-CoV-2 ini untuk virus COVID ini, apalagi di saat ada mutasi," tutur Prof Sri.
Oleh karena itu, menurutnya sangat penting bagi seluruh pihak untuk berusaha memberhentikan penularan COVID-19. Salah satu caranya dengan memberikan vaksin penuh minimal 70 persen masyarakat Indonesia dan dilanjut dengan program booster.
(any/up)
