Omicron di Indonesia totalnya sudah mencapai 432 kasus berdasarkan laporan Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per Selasa (11/1/2021). Kementerian Kesehatan RI meyakini akan ada peningkatan kasus COVID-19 signifikan atau gelombang Omicron.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi, puncak kasus gelombang Omicron kemungkinan baru terlihat Februari mendatang. Berkaca pada apa yang terjadi di Afrika Selatan, dr Nadia menyebut meski Omicron bisa meningkat drastis, penurunannya juga akan lebih cepat.
"Puncak kasus sekitar minggu pertama atau minggu kedua Februari," tutur dr Nadia kepada detikcom Selasa (11/1/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa tembus berapa kasus per hari?
Menurut dr Nadia, lonjakan bisa mencapai 60 ribu kasus perhari. Sementara itu, Lembaga independen asal AS, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) sebelumnya sempat memperkirakan puncak kasus Omicron di Indonesia bisa menembus 300 ribu per hari April 2022 mendatang. Namun, dr Nadia optimis kenaikannya tak akan melambung setinggi proyeksi IHME.
Mengutip prediksi beberapa ahli, dr Nadia menegaskan harian COVID-19 Indonesia di gelombang Omicron kemungkinan bisa menyentuh 70 ribu kasus. Namun, angka kematian akibat COVID-19 dinilai tak setinggi saat Indonesia diserang Delta.
"Kalau kita lihat tidak akan sampai prediksi IHME di atas 300 ribu kasus," tambahnya.
"Harian perkiraan para ahli 50 ribu sampai 70 ribu kasus positif harian," pungkas dia.
Simak Video 'Luhut Prediksi Puncak Kasus Omicron RI Terjadi Awal Februari':











































