6 Fakta Vaksin Johnson & Johnson, Dulu Dicari karena Cukup Sekali Suntik

ADVERTISEMENT

6 Fakta Vaksin Johnson & Johnson, Dulu Dicari karena Cukup Sekali Suntik

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 31 Jan 2022 15:58 WIB
Vaksin Johnson and Johnson diperkirakan masuk Indonesia bulan depan. Kehadiran vaksin satu kali suntik ini membuat vaksin COVID-19 kian beragam untuk masyarakat
Vaksin Johnson & Johnson (Foto: AP Photo)
Jakarta -


Vaksin Johnson & Johnson (J&J) merupakan salah satu vaksin yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.

Menurut kepala BPOM, Penny K Lukito, vaksin ini didaftarkan oleh PT integrated Health Indonesia (IHI) sebagai pemegang EUA dan bertanggung jawab untuk penjamin keamanan, khasiat, dan mutu vaksin.

Selain itu, Penny juga menegaskan penerbitan EUA untuk vaksin ini telah melalui pengkajian yang intensif terhadap keamanan, khasiat, dan jaga mutunya.

"Badan POM selalu berkolaborasi bersama para pakar dalam memastikan pemenuhan standar keamanan, khasiat, dan mutu vaksin. Kami melibatkan para pakar di bidang farmakologi, imunologi, klinisi, apoteker, epidemiologi, virologi, dan biomedik yang tergabung dalam tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), serta asosiasi klinisi terkait," terang Penny K. Lukito, Selasa (7/09/2021).

Fakta-fakta Vaksin Johnson and Johnson (J&J)

Nah, bagi masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin Johnson & Johnson, kenali dulu fakta-faktanya ya. Hal ini supaya kalian lebih siap untuk menghadapi apa yang terjadi setelah suntik vaksin Johnson & Johnson. Dikutip dari laman resmi BPOM, berikut faktanya:

1. Nama Aslinya Vaksin Jenssen COVID-19

Nama asli dari vaksin Johnson & Johnson terdaftar di BPOM RI sebagai vaksin Janssen COVID-19 atau Janssen COVID-19 vaccine. Namun, kebanyakan orang menyebut vaksin ini dengan sebutan vaksin Johnson & Johnson.

Vaksin ini dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26).

Selain itu, vaksin Johnson & Johnson ini diproduksi di beberapa fasilitas, yaitu Grand River USA, Aspen South Africa, dan Catalent Indiana, USA.

2. Untuk Usia 18 Tahun dan Hanya 1 Kali Suntik

Dikutip dari laman resmi BPOM, vaksin Johnson & Johnson alias Jenssen ini diberikan pada usia 18 tahun ke atas dengan pemberian 1 kali suntik atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular (injeksi).

3. Suhu Penyimpanan

Vaksin Johnson & Johnson alias vaksin janssen memerlukan kondisi penyimpanan pada suhu khusus, yaitu sekitar 2-8 derajat celcius. Namun, vaksin ini juga bisa disimpan pada suhu minus 20 derajat celcius.

4. Efikasi Vaksin

Berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Johnson & Johnson untuk mencegah semua gejala (any symptom) COVID-19 adalah sebesar 67,2 persen. Sedangkan efikasi untuk mencegah gejala COVID-19 sedang hingga berat (moderate to severe/critical) pada usia di atas 18 tahun adalah sebesar 66,1 persen.

5. Penilaian Mutu

Menurut Kepala Badan POM, BPOM telah melakukan penilaian terhadap mutu vaksin. Penilaian itu mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara Internasional dan hasilnya, vaksin Johnson & Johnson ini memenuhi standar persyaratan mutu.

"Dari sisi mutu vaksin, Badan POM juga telah melakukan penilaian terhadap mutu kedua vaksin tersebut dengan mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara Internasional dan juga hasil evaluasi terhadap aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terhadap sarana produksi di Negara asal. Hasilnya, kedua vaksin tersebut telah memenuhi standar persyaratan mutu," kata Penny.

6. Efek Samping

BPOM mengungkapkan bahwa efek samping vaksin Johnson & Johnson banyak dilaporkan pada kategori ringan, seperti nyeri di bagian suntikan, demam, dan diare.

Sementara itu, menurut laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) efek samping yang muncul dapat berupa:

Efek samping di lengan bekas suntikan:

Nyeri
Kemerahan
Pembengkakan

Efek samping pada tubuh atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sistemik:

Fatigue/kelelahan
Sakit kepala
Myalgia
Mual
Demam



Simak Video "Dugaan Motif Ilmuwan Penemu Vaksin Covid-19 Dibunuh"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT