Aktris Atiqah Hasiholan mengabarkan dirinya sempat menjalani 3 kali tes COVID-19 dalam sehari. Ia mengaku dari ketiga tes tersebut, semuanya menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu satu positif dan dua negatif COVID-19.
Hal ini diketahui dari pernyataan Atiqa pada postingan Instagram Storynya.
"Dalam 1 hari : PCR pertama - positif, swab antigen - negatif, PCR kedua -negatif," tulis Atiqah, dikutip Selasa (8/2/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Note : Dari 3 hari sebelumnya setiap hari, 1 kali sehari swab antigen - negatif," lanjutnya.
Meskipun sempat mendapat hasil positif COVID-19, Atiqah mengaku tak mengalami gejala COVID-19. Hanya saja ia melakukan tes tersebut lantaran sempat berpapasan dengan rekan kerjanya yang positif COVID-19.
"Btw yes gak ada gejala, cuma karena lagi intense ada kerjaan dan salah satu teman ada yang positif, jadi untuk saling ngejaga intense ngecek," jelas Atiqah.
Selain itu, Atiqah juga meminta keluarganya untuk menjalani tes swab usai ia dinyatakan positif COVID-19. Beruntung, semua hasil tes keluarganya menunjukkan negatif COVID-19.
"And yes lagi...setelah hasil PCR pertama positif langsung PCR sekeluarga dan hasilnya semua negatif, Alhamdulillah," pungkasnya.
Berkaca dari kejadian tersebut, ahli biologi molekuler, Ahmad Rusdan Utomo, mengungkapkan bahwa kejadian ini bisa jadi disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti teknik pengambilan tes COVID-19 hingga nilai CT Value yang digunakan berbeda-beda pada tiap laboratorium (lab).
"Tergantung banyak hal, dinamika jumlah partikel virus atau materi genetik virus, teknik pengambilan, dan cut off Ct value yang digunakan lab," ucapnya saat dihubungi oleh detikcom, Selasa (8/2/2022).
Adakah kaitannya dengan lonjakan pengguna tes COVID-19? Selengkapnya di halaman berikut.
Soal tingginya minat tes COVID-19 belakangan ini, Ahmad menyebut hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk terjadinya error. Menurutnya, apabila lab mengalami tingginya jumlah pemeriksaan, seharusnya lab tersebut tetap menjalankan prosedur dan SOP dengan benar.
"Meskipun tinggi loadnya, laboratorium tetap harus menjalankan SOP dengan benar. Itu sebabnya laboratorium COVID secara berkala harus tetap mengikuti tes profisiensi yang diselenggarakan oleh Kemenkes demi menjaga kualitas. Selama lab sudah memiliki sertifikat profisiensi yang terbaru, maka hasil lab tsb bisa dipercaya," lanjutnya.
Tak hanya itu saja, Ahmad juga menyinggung apabila ada tempat lab yang melakukan kesalahan fatal, harus dikoreksi kembali untuk menjaga kualitas. Mengingat Bumame baru-baru ini sempat viral lantaran mengeluarkan hasil positif COVID-19 pada pasien yang belum sempat melakukan tes COVID-19.
"Apabila memang ada kesalahan fatal seperti Bumame di mana ada kekeliruan pengiriman hasil ya harus ada tindakan korektif," sambungnya lagi.











































